Terungkap! Begini Kejanggalan Laporan Keuangan Waskita

Terungkap! Begini Kejanggalan Laporan Keuangan Waskita

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 19 Jun 2023 16:18 WIB
Logo Waskita Karya
Foto: Dok. Waskita.co.id
Jakarta -

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo beberkan kejanggalan-kejanggalan dalam laporan keuangan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Hal ini tengah ramai diperbincangkan lantaran diduga adanya tindak pemolesan laporan.

Pria yang akrab disapa Tiko itu bercerita, pada tahun 2017-2018 Waskita pernah mencatatkan laba perusahaan yang sangat tinggi mencapai Rp 4,6 triliun. Angka ini melonjak drastis dari perolehan perusahaan pada 2016 silam yakni Rp 1,8 triliun.

Namun setelah itu, perolehan labanya terus mengalami penurunan di mana pada 2018 perusahaan hanya mencatatkan laba sebesar Rp 1 triliun. Puncaknya, laba perusahaan tiba-tiba turun drastis pada 2020.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah kemudian dia menurun drastis 2020, bahkan sampai minus Rp 9,3 (triliun) karena ada impairment. Jadi ini memang signifikan sekali dari laba Rp 4,2 (triliun) dan Rp 4,6 (triliun)," jelas Tiko, dalam acara Power Lunch CNBC Indonesia, Senin (19/6/2023).

Meski demikian, perolehan laba perusahaan sempat membaik pada tahun-tahun berikutnya. Di mana pada 2021 laba Waskita tercatat sebesar Rp 1,8 triliun dan di 2022 Rp 1,7 triliun.

ADVERTISEMENT

"Artinya apa? Artinya 2018 pernah mencapai laba yang besar sekali, tapi dengan margin tipis, margin tipis ini. Nanti saya tunjukan dengan cash flownya. cash flow-nya negatif," ujarnya.

Di sisi lain, pada saat puncak perolehan laba perusahaan tersebut, Waskita justru mencatatkan arus kas negatif yang sangat besar, hingga minus Rp 19 triliun. Hal inilah yang saat ini tengah diinvestigasikan.

"Pada waktu labanya tinggi itu, cash flownya negatif Rp 19 triliun. Jadi ini aneh bahwa, cash flownya memang ada tambahan investasi besar sekali. Jadi kita melihat ini ada cash flow operasionalnya negatif, dan ada cash flow dari investment yang besar sekali. Jadi ini yang sedang kita kaji," jelas Tiko.

Tiko sendiri memahami bahwa bisnis utama Waskita ialah dalam hal pengembangan infrastruktur jalan tol. Namun belum dapat dipastikan apakah peningkatan laba ini disebabkan oleh divestasi jalan tol maupun kemungkinan adanya tol yang belum di offload dan diakui pendapatannya.

"Ini sebenarnya menjadi pertanyaan. Kenapa ada mencatat laba yang besar sekali padahal cash flow-nya minus begitu?," kata Tiko.

"Tapi sebenarnya waktu kita masuk COVID-19 itu kelihatan sekali cash flow-nya sangat negatif. Nah ini kami belum memberikan kesimpulan akhir karena kita sedang investigasi. Tapi kita ingin mengetahui komponen apa sebenarnya yang membuat perubahan laba menjadi negatif," sambungnya.

Tiko menegaskan, pihaknya hingga saat ini masih terus melakukan pemeriksaan untuk memastikan seluruh pelaporan keuangan proyek Waskita sesuai. Di sisi lain, belum tentu persoalan ini disebabkan oleh adanya pemalsuan alias fraud. Ia tak menampik kemungkinan adanya diskoneksi kebijakan keuangan.

"Saya juga memahami bahwa memang kadang-kadang di dalam konteks akuntansi ada celah-celah atau ada interpretasi berbeda. Jadi saya tidak menampik kalau memang ini ada kebijakan yang berbeda, belum tentu karena ada fraud. Tapi ini akan kami kadji dengan detail bersama-sama BPKP," pungkasnya.

(das/das)

Hide Ads