PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan pendapatan usaha secara group senilai US$ 711,98 juta atau setara Rp 11,57 triliun (kurs Rp 16.255) pada kuartal I-2024. Nilai itu melonjak 18,07% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan kontribusi peningkatan pendapatan usaha tersebut turut didorong oleh pertumbuhan pendapatan pada lini penerbangan berjadwal sebesar 18,19% menjadi US$ 599,01 juta.
"Jumlah pendapatan penerbangan berjadwal tersebut merepresentasikan 84,13% dari total pendapatan usaha yang diraih pada periode kuartal I-2024," kata Irfan dalam keterangan resmi, Rabu (1/5/2024).
Pertumbuhan penerbangan tidak berjadwal juga menunjukkan pertumbuhan mencapai 53,57% menjadi sebesar US$ 19,67 juta. Lini pendapatan lainnya turut menunjukkan konsistensi pertumbuhan dengan mencatatkan peningkatan sebesar 11,92% menjadi US$ 92,28 juta.
"Pencapaian ini menjadi sebuah fundamen penting bagi kinerja usaha Garuda Indonesia di tengah pembukuan kinerja kuartal awal tahun ini," tutur Irfan.
Di sisi lain, Garuda Indonesia secara group turut mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 86,82 juta atau Rp 1,41 triliun pada kuartal I-2024. Angka itu menunjukkan tren penurunan 21,10% dibandingkan catatan rugi pada kuartal I-2023 senilai US$ 110,04 juta.
"Langkah peningkatan kinerja usaha terus kami optimalkan dengan memperkuat fundamen kinerja perusahaan, salah satunya melalui peningkatan kapasitas produksi dan margin," ucap Irfan.
Upaya peningkatan kinerja juga dilakukan dengan turut memperkuat portofolio bisnis baik melalui perluasan jaringan penerbangan, peningkatan trafik penumpang, optimalisasi lini pendapatan ancillary, hingga penerapan cost leadership secara berkelanjutan guna mendorong kinerja usaha yang semakin agile dan adaptif dalam mengoptimalkan potensi pendapatannya.
Sepanjang kuartal I-2024, Garuda Indonesia group juga mencatatkan konsistensi peningkatan frekuensi penerbangan menjadi sebesar 39,7 ribu penerbangan atau tumbuh 15%. Maskapai mengangkut sebanyak total 5,42 juta penumpang atau meningkat sekitar 19%.
Jumlah tersebut terdiri dari 2,42 juta penumpang Garuda Indonesia sebagai mainbrand dan 3 juta penumpang Citilink. Trafik penumpang di periode tersebut mencatatkan peningkatan signifikan di mana penumpang rute penerbangan internasional tercatat tumbuh sebesar 47,59% menjadi 536.441 penumpang.
"Pertumbuhan signifikan penumpang rute internasional tersebut menjadi outlook menjanjikan dan menandakan momentum pemulihan bagi trafik penerbangan internasional Garuda Indonesia di tahun 2024 ini. Hal ini yang ke depannya akan terus kami optimalkan dengan berbagai upaya peningkatan frekuensi penerbangan secara terukur selaras dengan peningkatan demand pasar," katanya.
Dari sisi capaian Seat Load Factor (SLF), hingga kuartal I-2024 Garuda Indonesia mencatatkan rata-rata tingkat keterisian sebesar 74,66%. Sementara itu, dari sisi angkutan kargo Garuda Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan kargo sebesar 16 ribu ton kargo yang didominasi oleh pengiriman kargo domestik.
(aid/das)