RI Resmi Punya Bursa Karbon Internasional

Heri Purnomo - detikFinance
Senin, 20 Jan 2025 09:34 WIB
Bursa Karbon - Foto: detikcom/Heri Purnomo
Jakarta -

Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) resmi meluncurkan Perdagangan Karbon Internasional untuk pertama kalinya dalam sejarah. Peluncuran ini ditujukan untuk dapat menarik partisipasi internasional dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam perdagangan karbon global.

Perdagangan Karbon Internasional ini diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) 98 Tahun 2021 dan Permen (Peraturan Menteri) Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (LHK) Nomor 21 Tahun 2022, yang disebutkan tentang mekanisme otorisasi dari Menteri untuk carbon credit yang dapat diperdagangkan ke pihak asing.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman menyampaikan peluncuran Bursa Karbon Internasional ini merupakan upaya Indonesia untuk mengatasi perubahan iklim yang terjadi.

"Hari ini merupakan momen bersejarah bagi Indonesia dalam upaya kita untuk mengatasi perubahan iklim. Inisiatif perdagangan karbon Internasional Indonesia-menandai tonggak penting yang menunjukkan kesediaan Indonesia untuk memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai target global," kata Iman saat memberikan sambutan dalam peluncuran Perdagangan Karbon Internasional di Bursa Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025).

Iman mengatakan bahwa sebelumnya perdagangan karbon di Indonesia hanya dilakukan dalam pasar domestik. Dalam pelaksanaannya, ia mengakui bahwa keterlibatan peserta dalam perdagangan bursa karbon Indonesia masih minim.

Tahun lalu, jumlah peserta yang terdaftar sebagai pengguna layanan karbon mencapai 104 peserta, peningkatan signifikan dari 16 peserta sejak peluncuran pada 26 September 2023.

"Baru-baru ini, perdagangan karbon Indonesia merayakan pencapaian luar biasa dengan memperingati 1 juta ton karbon yang diperdagangkan secara kumulatif," katanya.

Iman menyampaikan salah satu faktor utama kesuksesan 1 juta ton karbon adalah kontribusi dari perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia dan anak perusahaannya.

"Ketertarikan mereka dalam membeli unit karbon menyumbang sekitar 83% dari total volume perdagangan karbon," katanya.




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork