Kinerja pasar modal ambruk pada perdagangan seminggu terakhir. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kerap berada di zona merah di mana dalam sepekan terakhir melemah 4,67%.
Terkait hal tersebut, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengungkap, ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja IHSG, yakni dinamika pasar global, domestik hingga korporasi.
Di pasar global, Iman mengatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global akibat terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump turut mempengaruhi kinerja IHSG. Pasalnya, adanya perang tarif mendorong investor asing menanamkan modalnya ke AS.
"Jadi asing itu sekarang masuk ke US ya. Nggak masuk kita. Selalu ada ancaman tarif kan. Kemarin Meksiko, Kanada. Kanada melawan. Lalu muncul lagi gitu kan, UAE. Jadi selalu ada cerita tentang tarif," kata Iman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Selain soal Trump, Iman juga mengatakan turunnya peluang pemangkasan suku bunga The Fed juga turut mempengaruhi kinerja IHSG. Ia memperkirakan, suku bunga The Fed hanya akan turun satu kali sepanjang tahun ini.
Iman juga mengatakan, pemangkasan suku bunga Bank of Korea (BoF) turut menjadi pengaruh global yang mempengaruhi kinerja IHSG. Begitu juga dengan merosotnya indeks keyakinan konsumen AS.
"Itu global itu nggak bisa kita menafikan gitu. Jadi, pasti ada dampak dari global," ungkapnya.
Kedua, pengaruh pasar domestik imbas turunnya rating dari Morgan Stanley untuk pasar modal Indonesia. Padahal, 40% saham Indonesia dimiliki oleh investor asing.
"40% asing. Sementara kalau turun terus, ya dari 60% itu ada hampir 40% retail gitu kan. Kalau dulu terbalik dimana 70% kita domestik dan retail, kalau turun semua langsung disapu sama domestik. Ini sekarang ini begitu retailnya mulai keluar, teman-teman makin domestik makin terpuruk. Jadi, ini yang terjadi di domestik," jelasnya.
Selain itu, data perekonomian berimbas pada laporan keuangan yang mempengaruhi IHSG. Iman mengatakan, rilis data perekonomian ini juga berimbas pada faktor ketiga, yakni korporasi.
Kendati beberapa emiten melaporkan kinerja keuangan yang baik, Iman mengatakan tercatat penurunan dari sisi konsensus imbas koreksi data perekonomian domestik.
"Jadi, walaupun peningkatan ada penurunan dari sisi konsensus. Nah, ini memang jadi kondisi-kondisi yang juga memperparah," tutupnya.
(acd/acd)