Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut obligasi milik Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Patriot Bond siap terbit. Diketahui, Patriot Bond merupakan obligasi yang akan diterbitkan untuk investasi sektor energi, transisi, dan lainnya.
Namun, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi tidak menjelaskan secara detail penerbitan Patriot Bond tersebut.
"Aduh saya juga nggak tahu secara detailnya, tapi sudah siap," ungkap Inarno kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (17/10/2025).
Ditemui terpisah, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, mengaku belum ada pembahasan dengan OJK terkait penerbitan Patriot Bond di pasar modal. Ia pun tak memastikan, apakah obligasi tersebut akan diterbitkan melalui BEI.
"Belum, belum (ada diskusi). Tidak ada, tidak ada kalau itu," singkat Jeffrey.
Diketahui sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengaku pihaknya masih mendalami proposal pengajuan Patriot Bond, salah satunya untuk agunan kredit perbankan. Ia juga terus berdiskusi dengan pihak BPI Danantara terkait hal tersebut untuk memastikan pengajuan kredit dengan agunan Patriot Bond sesuai dengan ketentuan.
"Kami sedang mendalami lebih lanjut proposal terkait Patriot Bond itu. Kami melakukan diskusi dengan pihak Danantara dan nanti tentu proses yang dilakukan adalah secara prudent, secara governance yang baik," jelas Mahendra kepada wartawan di Balai Kartini, Jakarta, Jumat (10/10).
Sebagai informasi, Patriot Bond diterbitkan dengan dua jenis obligasi, yakni tenor lima tahun dan tujuh tahun dengan masing-masing memiliki imbal hasil 2%. Adapun skema penerbitan patriot bond tersebut sedang disiapkan dalam bentuk private placement dan tidak untuk ditawarkan bagi publik. Selain itu, partisipasi sepenuhnya bersifat sukarela (voluntary).
Untuk diketahui, terdapat 46 daftar konglomerat RI yang disebut akan membeli Patriot Bond. Berdasarkan dokumen yang beredar, Patriot Bond disebut telah menghimpun dana sebesar Rp 51,75 triliun per September 2025.
Terdapat beberapa nama konglomerat dalam dokumen tersebut, seperti Anthoni Salim, Prajogo Pangestu, Sugianto Kusuma, Franky Widjaja, Boy Thohir dan Edwin Soeryadjaya, serta Low Tuck Kwong menjadi posisi teratas dengan membeli patriot bond senilai Rp 3 triliun.
Namun, MD Global Relations and Governance Danantara, Mohamad Al-Arief menyatakan 46 daftar nama yang beredar tersebut bukanlah informasi yang resmi dikeluarkan dari Danantara.
"Danantara Indonesia berkomitmen menjalankan mandat sebagai pengelola investasi negara dengan penuh kehati-hatian, transparansi, dan tata kelola yang kuat," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (30/9/2025).
Tonton juga video "OJK Ajukan Permintaan Blokir 27 Ribu Rekening Terindikasi Judol" di sini:
(acd/acd)