Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PLN Sofyan Basir, Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq dan Direktur Utama BRI Asmawi Syam. Acara ini turut pula dihadiri oleh Direktur Utama Bank BCA Jahja Setiaatmadja.
Dari kucuran dana sebesar Rp 4,4 triliun tersebut, Rp 3,4 triliun berasal dari BRI dan Rp 1 triliun dari BCA. BRI berperan sebagai agen fasilitas untuk mencari kreditur proyek transmisi 500 kV rute New Aur Duri (Jambi) - Peranap (Riau) dan Peranap - Perawang (Riau). Adapun BCA adalah kreditur sekaligus Agen Jaminan dalam perjanjian kredit sindikasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengerjaan pembangunan transmisi listrik 480 kilometer sirkit (kms) di Sumatera oleh Waskita Karya terdiri dari 2 paket. Paket 1 pembangunan transmisi 500 kV dengan tower 4 sirkit dari New Aur Duri ke Peranap dengan panjang transmisi 320 kms dan masa pembangunan selama 3 tahun. Nilai kontrak paket 1 sebesar Rp 3,88 triliun.
Paket 2 pembangunan transmisi 500 kV dengan tower 4 sirkit dari Peranap ke Perawang sepanjang 160 kms dan masa pembangunan selama 3 tahun. Nilai kontrak paket 2 sebesar Rp 2,83 triliun.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka, menambahkan bahwa kredit sebesar Rp 4,4 triliun akan diberikan seluruhnya kepada Waskita, tetapi pinjaman tersebut bakal dikonversi menjadi kredit PLN setelah jaringan transmisi selesai dibangun.
"Jika proyek pembangunan transmisi yang dilakukan oleh Waskita Karya selesai, maka akan diserahkan kepada PLN dan nantinya akan dilakukan konversi kredit dari Waskita Karya kepada PLN," papar Made.
Transmisi 500 kV Sumatera yang dibangun ini merupakan backbone atau penyangga utama penyaluran listrik dari pembangkit-pembangkit listrik yang berada di wilayah Sumatera bagian selatan ke Sumatera bagian utara. Juga diharapkan mampu menciptakan stabilitas penyaluran listrik di sistem jaringan listrik seluruh Sumatera.
"Dengan adanya perjanjian ini, diharapkan proses pembangunan jaringan transmisi sepanjang 46.000 kms dalam rangka mendukung Program 35.000 MW dapat dipercepat," tandasnya.
PLN terus membuka peluang kerja sama bagi perbankan dalam negeri mengingat besarnya kebutuhan listrik, perkembangan masyarakat, dan tuntutan untuk mensejahterakan Indonesia, tersebut membutuhkan pembiayaan yang besar. Karena itu, diperlukan kemitraan yang lebih luas dengan perbankan dari dalam dan luar negeri. (feb/feb)