Banyak Investor Mau Bangun PLTN Tapi Ditolak RI, Ini Sebabnya

Banyak Investor Mau Bangun PLTN Tapi Ditolak RI, Ini Sebabnya

Michael Agustinus - detikFinance
Selasa, 31 Mei 2016 08:40 WIB
Foto: reuters.com
Jakarta - Sudah banyak perusahaan yang berminat mengembangkan energi nuklir di Indonesia. Menurut PLN, ada 23 perusahaan dari berbagai negara yang antre. Tapi semuanya ditolak Indonesia, mereka semua harus pulang dengan tangan hampa.

Alasannya, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) mengatur, nuklir adalah sumber energi alternatif pilihan terakhir, baru digarap kalau sumber-sumber energi lainnya tak bisa dikembangkan.

"Di Peraturan Pemerintah tentang KEN seperti itu, jadi masih belum bisa (membangun PLTN), itu kendalanya," kata Direktur Aneka Energi Kementerian ESDM, Maritje Hutapea, kepada detikFinance di Jakarta, Senin (30/5/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah juga tak mau pembangunan PLTN dilakukan terburu-buru. Harus dipertimbangkan masak-masak plus minusnya. Sampai saat ini, ESDM masih mengkaji apakah betul listrik dari nuklir murah.

"Kami masih minta para ahli untuk menghitung-hitung, apa betul listrik dari nuklir murah harganya," ujarnya.

Menurut Maritje, percuma saja Indonesia membangun PLTN kalau teknologinya diimpor semua. Listrik yang dihasilkan pasti mahal karena alat-alatnya impor, tidak diproduksi sendiri.

Maka sebelum membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), Indonesia harus mempersiapkan terlebih dahulu industri pendukungnya.

"Kalau impor semua alat-alatnya, ya pasti mahal. Rusia itu pakai PLTN bisa murah, TKDN-nya (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) berapa?" tutupnya. (wdl/wdl)

Hide Ads