Pertamina Gali Minyak di Irak, Diolah Jadi Premium di Singapura

Pertamina Gali Minyak di Irak, Diolah Jadi Premium di Singapura

Michael Agustinus - detikFinance
Rabu, 31 Agu 2016 15:38 WIB
Foto: Michael Agustinus
Jakarta - PT Pertamina (Persero) dan Shell Eastern International Trading Company (SIETCO) menyepakati kerja sama pengolahan minyak mentah Basrah Crude asal Irak milik Pertamina. Kerja sama dilakukan dengan skema crude processing deal (CPD).

Penandatanganan kontrak CPD telah dilakukan pada Juni 2016. Hari ini, kontrak yang telah ditambah dengan adendum resmi diumumkan.

Kilang Shell di Singapura akan mengolah minyak dari Lapangan West Qurna I di Irak, yang dikelola Pertamina dan ExxonMobil. Minyak bagian Pertamina, akan diolah di kilang Shell menjadi bensin RON 88 alias premium.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, menjelaskan kerja sama ini dilakukan karena minyak mentah hasil produksi Pertamina di Irak tidak dapat diproses di kilang dalam negeri, spesifikasinya tidak cocok.

Tapi Pertamina lebih memilih untuk mengolah minyak di Singapura ketimbang menjualnya. Sebab, Pertamina bisa mendapatkan BBM dengan harga lebih murah ketimbang mengimpor BBM yang sudah jadi.

"Sebagaimana kita ketahui bahwa secara negara maupun secara perusahaan, kita selalu mendapat tekanan atas impor yang terlalu besar. Tentu ada upaya-upaya kita mengurangi impor. Sekarang ada potensi CPD, kita memanfaatkan crude Pertamina di Irak, target kita 1 juta barel BBM per bulan. Ini upaya kita mengurangi impor langsung," kata Dwi dalam konferensi pers, di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (31/8/2016).

SVP Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, Daniel Purba, menambahkan sebelumnya Pertamina telah melakukan seleksi ketat untuk mencari mitra pengolahan minyak dari Irak. Akhirnya kilang Shell di Singapura yang terpilih.

Kerja sama ini, sambung Daniel, membuat volume impor BBM Indonesia makin berkurang. Pertamina pun memperoleh harga yang lebih efisien.

"CPD kita lakukan bekerja sama dengan Shell. Kita menghubung kilang-kilang di seluruh Asia Pasifik untuk menjajaki pengolahan minyak mentah Pertamina dari Irak. Sebelumnya minyak dari Irak kita pasarkan di internasional. Tapi daripada kita hanya jual saja, kenapa tidak kita masak di kilang di Asia Pasifik dan kita ambil untuk mengurangi pembelian BBM secara langsung?" dia menerangkan.

"Volume impor BBM yang terbesar adalah Premium RON 88. Skema CPD ini untuk mengurangi volume pembelian kita dari pasar Singapura sehingga demand di pasar internasional bisa berkurang. Ini salah satu inovasi kita untuk memperkuat suplai BBM di dalam negeri," pungkasnya. (wdl/wdl)

Hide Ads