Dalam kunjungannya ke China untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi One Belt One Road (KTT OBOR) 2 pekan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menawarkan potensi ini ke investor China, yaitu CITIC.
Tapi untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berskala besar di sana, pertama-tama harus disiapkan dulu pasarnya. Sekarang kebutuhan listrik di Kaltara masih kecil, baru 60 MW. Perlu dibangun industri berskala besar supaya ada permintaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus create demand di sana. Demand di sana kan masih sangat kecil, baru 60 MW. Sementara berdasarkan hasil kajian, potensi PLTA di sana 9.000 MW. Harus ada demand yang besar," kata Direktur Perencanaan PLN, Nicke Widyawati, kepada detikFinance, Rabu (24/5/2017).
Kata Nicke, sudah ada rencana pembangunan industri di Kaltara oleh beberapa BUMN. Jika ada pengembangan industri, PLTA Sungai Kayan akan segera dibangun untuk memasok listrik.
"Ada pembicaraan dengan BUMN untuk membangun industri di situ sehingga ada kebutuhan yang besar. Jadi bisa paralel sekaligus membangun PLTA-nya," tuturnya.
Sejauh ini, CITIC yang dikabarkan berminat mengembangkan PLTA Sungai Kayan belum melakukan pembicaraan dengan PLN.
"Sampai saat ini belum ada rencana," tutupnya. (mca/hns)