Penjualan Listrik dari 9 Pembangkit Rp 20 Triliun Bakal Diteken

Penjualan Listrik dari 9 Pembangkit Rp 20 Triliun Bakal Diteken

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 02 Nov 2017 17:05 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Sebanyak 9 pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) saat ini memasuki tahap persiapan perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA). Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana menyebutkan, dari 9 pembangkit listrik EBT yang tengah dalam persiapan PPA kapasitasnya mencapai 640,65 megawatt (MW).

"Total capai hari ini ada 9 unit IPP berbasis EBT dengan total kapasitas pembangkit mencapai 640,65 megawatt," tutur Rida dalam jumpa pers di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).

Pembangkit listrik EBT dengan kapasitas terbesar adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker sebesar 515 MW di Sulawesi Tengah. Nilai investasi proyek ini mencapai Rp 11,1 triliun dan harga jual listriknya US$ 8,40 sen per kWh rencananya dibangun oleh PT Poso Energy.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selanjutnya ada Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Koko Babak 2,3 MW di Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan kapasitas 2,3 MW. Nilai investasi proyek ini mencapai Rp 86,79 miliar dan harga jual listriknya US$ 10,40 sen per kWh rencananya dibangun oleh PT Sumber Daya Investasi.

PLTM Bone Bolango 9,9 MW juga rencananya akan dikembangkan oleh PT Bone Bolango Energy. PLTM Bone Bolango akan dibangun di Gorontalo dengan kapasitas 9,9 MW. Nilai investasi proyek ini mencapai Rp 416,47 miliar dan harga jual listriknya US$ 10,52 sen per kWh.

Berikutnya, PLTM Bakal Semarak 5 MW di Sumatera Utara yang rencananya dibangun oleh PT Semarak Kita Bersama. Nilai investasi proyek ini mencapai Rp 125,64 miliar dan harga jual listriknya US$ 7,89 sen per kWh.

Di Sumatera Selatan juga rencananya dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dadap 86 MW oleh PT Supreme Energy RD. Nilai investasi proyek ini mencapai Rp 8,2 triliun dan harga jual listriknya US$ 11,76 sen per kWh.

Di Jawa ada 4 PLTM yang dalam persiapan PPA, antara lain PLTM Cibanteng 4,2 MW di Jawa Barat, PLTM Cikaso 9,9 MW di Jawa Barat, PLTM Tanjungtirta 8 MW di Jawa Tengah, dan PLTM Kincang 1 0,35 MW di Jawa Tengah.

PLTM Cibanteng 4,2 MW rencananya dibangun oleh PT Prima Atrya Energy dengan nilai investasi Rp 71,4 miliar dan harga jual listriknya US$ 6,51 sen per kWh. PLTM Cikaso 3 9,9 MW rencananya dibangun oleh Zhong Min Hydro Indonesia dengan nilai investasi Rp 182,21 miliar dan harga jual listriknya US$ 6,51 sen per kWh.

PLTM Tanjungtirta 8 MW rencananya dibangun oleh PT Maji Biru Pustaka dengan nilai investasi
Rp 201,6 miliar dan harga jual listriknya US$ 6,52 sen per kWh. PLTM Kincang 1 0,35 MW rencananya dibangun oleh KPRI Koperca dengan nilai investasi Rp 9,14 miliar dan harga jual listriknya US$ 6,52 sen per kWh

Dirjen Ketenagalistrikan Andy Noorsaman Sommeng menjelaskan investasi keseluruhan tersebut mencapai Rp 20,4 triliun untuk 9 pembangkit listrik yang akan dilakukan PPA.

"Kalau lihat semua investasi sebesar Rp 20,413 triliun investasi di EBT," ujar Andy.

Dari 9 pembangkit EBT tersebut, paling lambat beroperasi di tahun 2021 mendatang. Dengan demikian, Sulawesi diperkirakan menjadi wilayah dengan bauran energi baru terbarukan terbesar nantinya.

"Dengan COD 2021, Sulawesi itu bauran energi EBT terbesar saya kira," tutur Andy. (ara/hns)

Hide Ads