Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas'ud Khamid menyampaikan pada tahap pertama sekitar 200-500 SPBU sudah menerapkan digitalisasi pada nozzle. Dengan digitalisasi nozzle, penyaluran BBM bakal bisa dipantau secara online.
"200-500 SPBU ini September (yang nozzle-nya sudah digitalisasi)," kata dia di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (31/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan, pemanfaatan nozzle digital ini juga bertujuan untuk membuat penyaluran BBM efektif karena terpantau secara online.
"Berapa kebutuhan masing-masing SPBU, apakah SPBU tersebut salurkan solar sesuai yang diperuntukkan, apakah tangki yang mereka punya supply chain-nya sudah efisien apa nggak. Ini akan sangat bermanfaat untuk kelola kebutuhan subsidi ke depan," tambahnya.
Seperti diketahui, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) dan PT Pertamina (Persero) sepakat untuk melakukan digitalisasi dalam rangka distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) di SPBU.
Realisasi digitalisasi distribusi BBM ini menggandeng PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) untuk menyediakan teknologi dan jaringannya.
Pemberlakuan digitalisasi ini diterapkan di seluruh jenis BBM baik itu subsidi maupun non subsidi. Tujuannya antara lain untuk pendataan penyaluran distribusi BBM, sehingga pemerintah bisa melakukan pengendalian distribusi.