Perebutan Saham Freeport di 4 Tahun Jokowi-JK

Perebutan Saham Freeport di 4 Tahun Jokowi-JK

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 22 Okt 2018 07:22 WIB
Perebutan Saham Freeport di 4 Tahun Jokowi-JK
Foto: Ardhi Suryadhi
Jakarta - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sudah berjalan 4 tahun. Selama 4 tahun, ada sejumlah capaian yang diraih pemerintah.

Khusus di sektor energi, pemerintah berhasil mencapai kesepakatan untuk menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Saat ini, kepemilikan Indomesia hanya 9%.

PTFI memang sudah lama dikuasai asing. Sejak kontrak karya (KK) pertama diteken pada 1967 atau masa Presiden Soeharto hingga masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kepemilikan Indonesia atas PTFI tak pernah mayoritas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, bagaimana perjalanan pemerintahan Jokowi-JK menguasai saham PTFI? Berikut berita selengkapnya:

Titik terang Indonesia bakal menguasai Freeport diumumkan Jokowi pagi hari tanggal 12 Juli 2018 lalu, di ICE BSD City Tangerang Selatan. Saat itu, Jokowi mendapat kabar PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang ditugaskan merebut Freeport telah mencapai kesepakatan.

"Saya telah mendapatkan laporan bahwa holding industri pertambangan kita Inalum telah mencapai kesepakatan awal dengan Freeport pengolahan untuk meningkatkan kepemilikan kita menjadi 51% dari sebelumnya 9,36%. Alhamdulilah," kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, bukan perkara gampang mengambilalih saham perusahaan yang telah beroperasi hampir 50 tahun tersebut. Dia bilang, butuh waktu 3,5 tahun untuk proses negosiasi. Negosiasi tersebut, menurutnya, berjalan sangat alot.

Sore harinya, kesepakatan awal pengambilalihan saham PTFI diwujudkan melalui penandatanganan head of agreement (HoA) antara Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin dan CEO Freeport McMoRan Richard Adkerson. Menteri Keuangan Sri Mulyani yang hadir dalam penandatangan HoA ini mengatakan, HoA menjadi tanda proses divestasi saham PTFI dimulai.

"Dengan ditandatangani HoA yang baru saja disaksikan, maka telah dicapai proses divestasi, sebagaimana tandatangan HoA yang baru saja dilakukan Inalum dengan Freeport Mcmoran," ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

HoA terjadi setelah proses negosiasi. Hasil negosiasi dengan Freeport diumumkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 27 Agustus 2017.

Waktu itu, ada sejumlah poin yang disepakati dengan Freeport. Pertama, adanya kesepakatan untuk melakukan divestasi saham 51% kepada pihak Indonesia. Kedua, PTFI berkomitmen membangun smelter dalam 5 tahun sampai Januari 2022 atau 5 tahun sejak Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) keluar. Ketiga, adanya kesepakatan menjaga besaran penerimaan negara.

Masih soal HoA, dalam sebuah wawancara khusus detikFinance, Jonan mengatakan, proses ini ibarat sebuah pertunangan. Menurutnya, HoA sebagai tanda keseriusan dalam proses pengambilalihan saham.

"Ini sebenarnya kaya tunangan, kalau tunangan belum pasti menikah pak? Betul. Tapi kalau nggak niat menikah kenapa harus tunangan, nah itu. Ya beda loh, masa saya tidak menikah tapi saya tunangan, ini bagaimana caranya," kata Jonan.

Jonan menambahkan, dalam HoA mengatur tata cara pengambilalihan saham ke Indonesia yang dalam hal ini dilakukan oleh Inalum.

Kritik pedas menyertai proses pengambilan saham PTFI. Bahkan, ada yang menyebut niat pemerintah mengambil saham PTFI itu bohong-bohongan.

Hal itu diungkapkan Politisi Senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.

"Seolah-olah kita sudah senang karena Freeport kembali ke tangan Ibu Pertiwi. Buat saya, itu hanya, mohon maaf, bohong-bohongan, karena operasional masih mereka, semuanya masih mereka, gitu," kata Amien di Aula Masjid Al-Furqon Jakarta Pusat, Sabtu (14/7/2018).

Di kesempatan lain, Amien meminta pemerintah untuk menutup PTFI. Menurutnya, PTFI melakukan sejumlah kejahatan, salah satunya 'ngemplang' pajak.

Dirinya bercerita, tahun 1996 pernah menginap di Tembagapura. Di sana, dia menemui sebuah wilayah dengan kehidupan serba mewah.

Lalu, di sana pula Amien mendapat informasi dari para insinyur yang menyatakan Freeport memasukan alat berat bebas pajak.

Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier juga melontarkan kritik yang tak kalah pedasnya. Katanya, pengambilalihan saham hanya pencitraan karena belum terjadi.

"Kita sudah tahulah itu mengenai HoA, tadi yang baru-baru deklarasi politik sebetulnya itu, tapi bukan ikatan hukum bisnis yang mengikat tapi slogan-slogannya luar biasa. Seperti baru pemerintahan Jokowi-lah, setelah 50 tahun ke Ibu Pertiwi, kita sekarang miliki 51% dan semua gombal-gombal lain," katanya.

"Ini penyesatan pencitraan yang menurut saya agak keterlaluan," imbuh Fuad.


Meski sejumlah kritik pedas dilontarkan, akuisisi saham PTFI tetap berjalan. Hal itu ditandai dengan penandatangan sales and purchase agreement (SPA) antara Inalum dan Freeport McMoRan pada 27 September 2018.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, penandatangan ini merupakan tahap akhir dari pengambilalihan saham PTFI.

"Kita akhirnya bisa memenuhi dan mencapai kesepakatan saham 51% melalui SPA ini. Kita juga terus menyelesaikan dan ini tahap akhir," katanya saat penandatangan SPA di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beberapa waktu lalu.

Usai penandatangan tersebut, Inalum mesti menyelesaikan urusan administrasi serta pembayaran sebesar US$ 3,85 miliar atau setara dengan Rp 56 triliun agar kepemilikan saham menjadi 51%.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan pengambilalihan saham ini rampung pada November 2018. Menurut Rini, pembayaran transaksi belum terjadi karena butuh proses. Apalagi, transaksi ini merupakan transaksi internasional. Rini menambahkan, ada 11 bank asing siap membiayai akuisisi saham PTFI.

"Bank, bank asing semua sudah confirm 11 bank. Sekarang pada dasarnya bank, nanti kita mungkin kalau mau re-finance jangka panjang mungkin kita keluarkan bond," ujarnya.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, untuk menggenggam saham 51%, Inalum akan membeli saham PT Indocopper Investama sebanyak 9,36% dari Freeport.

Kemudian, Inalum akan mengambil alih participating interest (PI) Rio Tinto sebanyak 40% yang dikonversi menjadi saham. Dengan kepemilikan Indonesia saat ini, nantinya Inalum akan menggenggam saham 51,23%.

Pasca SPA, bos Freeport McMoRan Richard Adkerson berharap adanya stabilisasi investasi di Indonesia. Dia juga berharap operasional tambang PTFI bisa berjalan dengan baik dan produksi meningkat.

"Ini adalah bisnis yang besar, bisnis yang rumit, dan akan dapat memiliki produksi volume tinggi, keamanan, dan itu akan menciptakan nilai tambah bagi Inalum, Freeport dan rakyat Papua. Para pegawai kami juga mendapatkan manfaat dan pajak dan royalti yang signifikan kepada pemerintah pusat," tutupnya.


Hide Ads