"LPG kita impor, bensin impor, tapi kan apa LPG kita setop impornya, ganti lagi kayu bakar, ganti lagi minyak tanah?," kata dia di Gedung Migas, Jakarta, Jumat (16/8/2019).
Tentu saja itu bukan solusi yang ditawarkan. Dia mengatakan, Kementerian ESDM pun tengah berupaya mengontrol impor migas, salah caranya dengan memanfaatkan kompor listrik.
"Kita kan lagi berupaya ke kompor listrik," jelasnya.
Di samping itu, ada program B20 yang akan loncat ke B30 dan B50, serta secara bertahap akan loncat lagi ke B100. Ini akan mengarungi impor solar karena digantikan oleh biodiesel yang diproduksi dalam negeri.
"Gini, kalau migas, kalau yang jelek kita lagi berupaya. Bensin walaupun kita impornya tinggi tapi kan upaya negara bahwa ini subsidinya kita alihkan untuk pembangunan yang lain, kesehatan dan sebagainya kan juga bertahap berhasil," tambahnya.