Pengamat energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radhi mengatakan harga gas cukup dipengaruhi biaya pengelolaan infrastruktur karena keterbatasan infrastruktur pipa gas yang dibutuhkan untuk menyalurkan gas bumi dari hulu hingga ke hilir.
"Nah solusinya saya kira harus ada tambahan pipa tadi," kata dia saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (4/11/2019).
Dia mengatakan, PGN memiliki kontribusi yang paling besar dalam pembangunan kilang pipa gas yang dibiayai dari sumber dana internal perusahaan, tanpa bantuan dana dari APBN. Sementara nilai pembangunan pipa gas terbilang besar, pengembalian investasinya justru dalam jangka panjang dan berisiko tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya pemerintah Indonesia bisa berkaca dari Malaysia yang memiliki harga gas industri lebih murah. Di negara tersebut, pembangunan pipa gas dibiayai pakai uang negara. Itu salah satu faktor harga gas bisa murah.
"Kalau pemerintah melarang PGN untuk menaikkan harga gas maka mestinya pemerintah mengalokasikan dana untuk bangun pipa tadi sehingga PGN tidak perlu mengalokasikan pengeluaran investasi tadi dalam penetapan harga jual," tambah dia.
Lanjut ke halaman berikutnya >>>