Pertama di Dunia, RI Mulai B30 Demi Bereskan Tekor Neraca Dagang

Pertama di Dunia, RI Mulai B30 Demi Bereskan Tekor Neraca Dagang

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 24 Des 2019 10:30 WIB
Foto: Andhika Prasetia/detikcom

Selanjutnya implementasi B50 harus dipercepat mengingat program ini bisa menjadi upaya pemerintah menekan impor minyak yang sampai saat ini menjadi biang kerok defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

Oleh karena itu dirinya memerintahkan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan Pertamina untuk mempercepat implementasi B50.

Jokowi bilang implementasi program B30 bisa menghemat devisa sebesar Rp 63 triliun atau setara dengan US$ 4,3 miliar. Menurut Jokowi hal itu akan berdampak positif bagi neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang sampai saat ini masih tekor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira tadi sudah jelas semuanya. Saya sampaikan bahwa program B30 ini bisa maju, tidak tahun 2020, tetapi akhir 2019 sudah dimulai. Karena ini percobaan sudah dimulai sejak November kemarin. Sudah berjalan, sehingga hari ini kita sampaikan bahwa B30 telah kita luncurkan dan ini bisa menghemat, yang saya paling senang ini bisa menghemat devisa Rp 63 triliun," kata Jokowi.

Devisa yang bisa dihemat dari program B30 lebih besar dibandingkan dengan implementasi B20 yang mampu menghemat devisa US$ 1,89 miliar periode September 2018 sampai akhir tahun. Sedangkan periode 2019 sebesar US$ 3,54 miliar.




Simak Video "Hari Lingkungan Hidup 2025: Pertamina Tampilkan Teknologi Ramah Lingkungan dari Desa"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads