SKK Migas menyebut bahwa fleksibilitas kontrak ini demi meningkatkan investasi hulu migas.
"Yang penting tujuannya adalah bagaimana meningkatkan investasi di Indonesia," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (15/1/2020).
Dwi menambahkan, dengan diberikan kebebasan maka investor bisa menyesuaikan kontrak yang cocok untuk proyek yang sedang digarapnya. Ia juga meyakini masih ada investor yang akan memilih gross split.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Dwi mengatakan kontraktor memilih skema kontrak dengan mempertimbangkan potensi dari lapangan migas yang digarap. Jika risiko investasi belum terukur, maka bisa saja kontraktor menggunakan cost recovery.
"Kalau ada lapangan yang sulit yang kita belum bisa memvaluasi risiko ke depan, kemungkinan kontraktor akan memilih cost recovery," tutur Dwi.
Simak Video "Video: Bahlil Pastikan Pasokan Listrik Aman Selama Arus Mudik Lebaran 2025"
[Gambas:Video 20detik]
(ara/ang)