Harga Minyak 'Kesenggol' Corona, OPEC Bisa Apa?

Harga Minyak 'Kesenggol' Corona, OPEC Bisa Apa?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 07 Feb 2020 15:29 WIB
Ilustrasi sektor migas
Foto: Ilustrasi Migas (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)
New York -

Penyebaran virus Corona semakin meluas. Banyak pihak terkena imbasnya, terutama di sektor ekonomi.

Ekonomi China pun diprediksi melambat gara-gara virus yang sudah memakan ratusan korban jiwa ini. Melambatnya ekonomi berarti melambat juga permintaan untuk minyak mentah.

Akibatnya, stok minyak semakin melimpah dan harganya pun turun. Harga minyak pun sudah 'tersenggol' virus Corona.

Sayangnya, OPEC dan Rusia belum sepakat untuk menjalankan usulan penyelamatan harga minyak. Saudi Arabia sudah mengusulkan semua negara kaya minyak untuk memangkas produksi dalam pertemuan tiga hari di Wina, Austria, pekan ini.

Namun pihak Rusia tidak langsung sepakat atas usulan ini. "Mereka (Rusia) bilang masih butuh waktu untuk mengambil langkah," kata salah satu sumber kepada CNN, Jumat (7/2/2020).

China merupakan negara importir minyak terbesar di dunia. Jika ada yang salah dengan China, maka akan ada yang salah dengan harga minyak.

Itulah mengapa Saudi Arabia mengusulkan pemangkasan produksi minyak menjadi hanya 600 ribu barel per hari (bph) dari sebelumnya sekitar 800 ribu hingga 1 juta bph.


"Harga minyak sudah jadi sandera Corona. Pelaku pasar menanti gebrakan dari OPEC. Jika rencana OPEC tidak berhasil, maka pasar akan terkena imbasnya," kata Direktur Strategi Energi Global RBC Capital Markets Michael Tran.

Harga minyak AS turun ke US$ 50,70 per barel hari ini. Sebelumnya harga minyak sempat naik ke US$ 52,2 atas harapan adanya upaya dari OPEC.

Pekan ini menjadi pekan yang berat buat harga minyak. Ada koreksi hingga 20% dari titik tertingginya. Posisinya sekarang terendah dalam 13 bulan terakhir di US$ 49,61 per barel.

Harga Minyak 'Kesenggol' Corona, OPEC Bisa Apa?



(ang/eds)

Hide Ads