Sektor minyak dan gas bumi (migas) tak luput dari terjangan pandemi Corona. Hal tersebut tampak dari realisasi investasi hulu migas yang babak belur.
Realisasi investasi hulu migas sampai September 2020 mencapai US$ 6,9 miliar. Realisasi ini baru separuh dari target tahun ini yang mencapai US$ 13,8 miliar. Sementara, outlook atau proyeksi akhir tahun hanya mencapai US$ 11,1 miliar.
Kepala Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, pandemi Corona berdampak pada rendahnya harga minyak dunia sehingga berpengaruh pada investasi hulu migas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dengan adanya COVID dan rendahnya harga minyak dunia menurunkan banyak investasi," katanya dalam Konferensi Pers Kinerja Hulu Migas Kuartal III, Jumat (23/10/2020).
Meski begitu, penerimaan negara dari hulu migas telah mencapai US$ 6,99 miliar. Realisasi di atas target sebesar US$ 5,86 miliar. Sedangkan outlook akhir tahun diperkirakan mencapai US$ 7,21 miliar.
"Sampai dengan September US$ 6,99 miliar atau 119%, dan outlook-nya diharapkan US$ 7,21 miliar untuk penerimaan negara. Cukup bagus di atas yang ditargetkan," katanya.
Sebagai tambahan, realisasi cost recovery US$ 5,97 miliar. Angka ini masih di bawah target US$ 8,12 miliar.
Bagaimana Lifting Migas? klik halaman selanjutnya>>>