BUMN Tambang Mulai Pulih Usai Dihantam Corona, Begini Datanya

BUMN Tambang Mulai Pulih Usai Dihantam Corona, Begini Datanya

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 05 Nov 2020 18:55 WIB
Poster
Foto: Edi Wahyono
Jakarta -

Kinerja Keuangan PT Timah Tbk menunjukkan performa membaik di kuartal III tahun 2020. Hal ini terlihat dari cashflow operasi perusahaan sebesar Rp 4,84 trilun naik dibandingkan kuartal II tahun 2020 sebesar Rp 3,17 triliun.

Indikator lain yang menunjukkan membaiknya performa keuangan Perseroan yakni dari sisi EBITDA, pada kuartal III tahun 2020 tercatat EBITDA sebesar Rp 850,36 miliar meningkat dibandingkan kuartal II sebesar Rp 338,72 miliar.

Dari sisi utang jangka pendek PT Timah juga terus mengalami perbaikan, di kuartal III posisi utang bank jangka pendek sebesar Rp 4,74 triliun menurun 46,10% jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp 8,79 triliun. Sedangkan untuk pinjaman jangka panjang, Perseroan telah melaksanakan pelunasan obligasi sebesar Rp 600 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Membaiknya cashflow operasi dan EBITDA merupakan indikator sehatnya finansial emiten, sehingga TINS mampu menunaikan sebagian kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang," kata Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Wibisono, Kamis (5/11/2020).

Dari sisi laba, pada kuartal III Perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp 255,16 miliar lebik baik dibandingkan dengan rugi di kuartal II tahun 2020 sebesar Rp 390,07 miliar. "Perseroan berupaya memperbaiki kinerja keuangan perusahaan melalui perbaikan cashflow dan EBITDA, dengan memaksimalkan cashflow dan EBITDA diharapkan performa keuangan perusahaan membaik dan semakin sehat," terangnya.

ADVERTISEMENT

Perspektif kuartal III 2020 menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kuartal II antara lain Gross Profit Margin (GPM) yang naik menjadi 6,40% dari sebelumnya 3,13%. Disamping itu, Net Profit Margin meningkat dari sebelumnya -4,89% menjadi -2,15%.

Wibisono menjelaskan, dari sisi kinerja operasi di kuartal III tercatat produksi bijih timah sebesar 34.592 ton atau turun sebesar 47,44% dari tahun 2019 sebesar Rp 65.819 ton. Hal ini juga mempengaruhi pendapatan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan per 30 September 2020 mencatatkan pendapatan sebesar Rp 11,8 triliun, lebih rendah 18,42% dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar Rp 14,56 triliun.

"Penurunan produksi biji timah sangat dirasakan melihat dinamika bisnis pertimahan di Bangka Belitung di Semester dua ini, dan tentunya hal ini juga berdampak pada pendapatan Perseroan," terangnya.

Dengan kondisi ini, Perseroan juga akan melakukan beberapa strategi untuk memperbaiki kondisi perusahaan diantaranya dengan mengoptimalkan produksi dari IUPnya, mereduksi angka kebocoran bijih timah di izin usaha pertambangan Perseroan, memaksimalkan upaya penegakan hukum yang terkait dengan operasi produksi pada izin konsesi Perseroan dan tetap melakukan strategi efisiensi.

"Kita optimis semakin baik di kuartal IV, tentu hal tersebut tidak mudah, perusahaan berupaya dengan keras untuk saat ini, terimakasih atas dukungannya semoga Perseroan dapat menuju kearah yang lebih baik," tutupnya.

(dna/dna)

Hide Ads