Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi PT Bukit Asam yang telah memperluas proyek hilirisasi batu bara menjadi karbon aktif. Menurutnya, langkah tersebut sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020, yang merupakan hasil perubahan UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
"Bukit Asam menggarap beberapa proyek hilirisasi dengan mengolah batu bara menjadi DME briket, dan pembangunan pembangkit listrik di mulut tambang," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Senin (8/3/2021).
"Presiden Joko Widodo juga sudah memasukan proyek gasifikasi batu bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, yang digagas Bukit Asam menjadi proyek strategis nasional (PSN), melalui terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) No 109 Tahun 2020 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 17 November 2020," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal tersebut disampaikan usai menerima Direktur Bukit Asam Arviyan Arifin, di Jakarta hari ini. Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa PT Pertamina (Persero), Bukit Asam dan Air Products and Chemicals Inc telah menandatangani kerja sama Proyek Strategis Nasional (PSN) gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) pada 10 Desember 2020.
Ketua DPR RI ke-20 ini berharap kerja sama tersebut dapat mensubstitusi LPG (Liquefied Petroleum Gas) untuk pengguna rumah tangga. Dengan demikian, Indonesia dapat menekan impor LPG.
"Indonesia memiliki deposit batu bara sekitar 38 miliar ton. Sementara Bukit Asam memiliki deposit sekitar 3 miliar ton. Demand batu bara setiap tahunnya terus berkurang. China pada tahun 2050 menargetkan tidak lagi menggunakan batu bara sebagai sumber pembangkit listriknya. Karenanya, proyek gasifikasi batu bara merupakan sebuah keniscayaan. Diharapkan hasilnya bisa mengurangi impor LPG yang saat ini mencapai lebih dari 70%," jelasnya.
Tak hanya itu, Bamsoet juga mengapresiasi kiprah Bukit Asam yang pada 2 Maret 2021 memasuki usia ke-40 tahun. Hal ini mengingat pada tahun 2019, Bukit Asam mencatatkan laba bersih mencapai Rp 4,1 triliun.
Sementara itu, hingga Kuartal-III 2020, Bukit Asam mencatat laba bersih mencapai Rp 1,7 triliun dengan pendapatan yang dibukukan mencapai Rp 12,8 triliun. Selama pandemi, Bamsoet menyebut Bukit Asam juga turut berkontribusi melalui pemberian bantuan donasi hingga alat kesehatan.
"Bukit Asam juga turut terlibat dalam gotong royong menghadapi pandemi COVID-19. Selama tahun 2020 sudah memberikan donasi mencapai Rp 25,5 miliar. Antara lain dilakukan dalam bentuk bantuan alat PCR dan renovasi laboratorium rumah sakit senilai Rp 5,09 miliar. Serta bantuan alat kesehatan, bantuan langsung ke masyarakat maupun komunitas, sarana dan prasarana untuk mendukung protokol kesehatan, sosialisasi pencegahan penyebaran COVID-19, dan lainnya senilai Rp 20 miliar," pungkasnya.
(ncm/hns)