Peluang Masih Besar, Mahasiswa Diminta Ikut Kembangkan EBT

ADVERTISEMENT

Peluang Masih Besar, Mahasiswa Diminta Ikut Kembangkan EBT

Jihaan Khoirunnisaa - detikFinance
Senin, 22 Mar 2021 11:46 WIB
Indika Energy menggandeng pengembang tenaga Surya dari India guna memenuhi kebutuhan penggunaan energi baru terbarukan di Indonesia.
Foto: dok. Indika Energy
Jakarta -

Pangsa pasar Energi Baru Terbarukan (EBT) global diproyeksikan bakal meningkat hingga 50% pada 2035 dan mencapai 75% pada pada 2050. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan berdasarkan laporan Global Energy Perspective dari McKinsey tahun 2019, pembangkit listrik tenaga batu bara serta minyak bumi diprediksi turun drastis dan digantikan pembangkit listrik tenaga energi terbarukan yang relatif lebih murah.

"Masih banyak sekali peluang-peluang bagi para mahasiswa untuk mengembangkan energi baru terbarukan. Di masa depan harapannya dapat dikembangkan dengan maksimal karena peluang dari sisi ekonomi dan juga teknologinya sangat besar. Serta peluang pasarnya yang sangat terbuka lebar menjadi suatu daya tarik tersendiri," ujar Dadan dalam keterangan tertulis, Senin (22/3/2021).

"Indonesia membuat beberapa langkah strategis untuk mencapai target bauran energi EBT dengan substitusi energi primer, konversi energi primer, penambahan kapasitas EBT, dan pemanfaatan EBT non listrik," lanjutnya.

Hal tersebut dia sampaikan saat menjadi pembicara pada kickoff Webinar Essay Competition dalam rangkaian International Youth Summit Renewable Energy 2021 (IYSRE 2021). Webinar tersebut dilaksanakan pada Rabu (17/3) lalu, oleh Society of Renewable Energy (SRE) yang tersebar di 34 perguruan tinggi di Indonesia.

Diungkapkan Dadan, ke depan penggunaan tenaga surya bakal mendominasi untuk menunjang kenaikan angka pemanfaatan energi baru terbarukan sebagai pembangkit. Hal ini seiring dengan harga EBT yang semakin bersaing dengan energi fosil. Pemerintah juga berencana menambah kapasitas pembangkit EBT sebesar 38 Mega Watt (MW) hingga tahun 2035.

Sementara itu, The International Renewable Energy Agency (IRENA) juga memproyeksikan pangsa energi global melalui Transforming Energy Scenario (TES). Pada tahun 2030, konsumsi batu bara diperkirakan akan berkurang sampai dengan 41 persen dan berlanjut hingga tahun 2050 dengan penurunan hingga 87 persen.

Begitu pun dengan konsumsi minyak bumi yang akan turun hingga 31 persen di tahun 2030, dan terus mengalami penurunan hingga 70 persen pada tahun 2050. Hal ini tentu membuka peluang besar bagi pengembangan EBT di masa depan.

(prf/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT