Dini hari tadi sekitar pukul 00.45 WIB, Kilang PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) VI atau Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat kebakaran. Sampai saat ini, belum jelas penyebab terjadinya kebakaran di kilang tersebut.
Berikut 3 fakta seputar insiden tersebut:
1. Ratusan Warga Mengungsi
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratusan warga mengungsi usai kebakaran yang melanda kilang minyak Pertamina di Balongan, Indramayu, Jawa Barat Senin (29/3) dini hari tadi. Diperkirakan saat ini terdapat sekitar 200-an warga diungsikan di Pendopo Kabupaten Indramayu, sekitar 400 orang di Islamic Center Indramayu dan sekitar 350 warga di GOR Perumahan Bumi Patra.
Warga yang diungsikan berasal dari desa Balongan yang merupakan desa yang berlokasi paling dekat dengan tempat kejadian.
Dari keterangan resmi yang diterima detikcom, Senin (29/3/2021), Pertamina kini tengah mengupayakan berbagai bentuk bantuan untuk memenuhi kebutuhan warga di pengungsian. Di tempat pengungsian, Pertamina menyiapkan kelengkapan pencegahan COVID-19 berupa masker dan hand sanitizer, serta memastikan warga tetap menjalankan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
2. Stok BBM Dipastikan Aman
Dalam konferensi pers yang diadakan Pertamina, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono memastikan stok BBM secara nasional tetap aman meski terjadi kebakaran di kilang tersebut.
"Kondisi stok nasional nasional sangat-sangat aman, jadi kami minta sekali lagi seperti yang disampaikan bu Dirut masyarakat tidak perlu panik karena stoknya luber," kata Mulyono dalam konferensi pers Pertamina.
Ia merinci stok gasoline saat ini ada sekitar 10,5 juta barel. Stok sebanyak itu cukup untuk memenuhi kebutuhan gasoline sekitar 27-28 hari ke depan.
"Jadi tidak ada masalah untuk gasoline-nya karena pemakaian per hari nasional itu sekitar 390 Mb atau kalau di kiloliterkan itu sekitar 62.500 ribu kiloliter, jadi sangat aman," sambungnya.
Demikian juga untuk stok solar, solar yang tersedia hingga hari ini sekitar 8,8 juta barel. Stok segitu disebut cukup untuk kira-kira 20 hari ke depan.
Lalu, Avtur pun sama tersedia sekitar 3,2 juta barel. Stok segitu banyak bisa dipakai sampai 74 hari konsumsi.
"Jadi sekali lagi tidak ada, tidak perlu panik karena stok sangat banyak, sangat berlebihan, ini juga dipengaruhi karena kondisi belum sepenuhnya normal sehingga konsumsi juga belum begitu baik jadi stok nya masih sangat tinggi," tegasnya.