14.800 Pekerja Kilang LNG Tangguh Papua Bakal Divaksinasi

14.800 Pekerja Kilang LNG Tangguh Papua Bakal Divaksinasi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 21 Jun 2021 23:50 WIB
Program vaksinasi COVID-19 terus digencarkan di kawasan Ibu Kota. Vaksinasi massal itu dilakukan untuk memenuhi target 1 juta vaksinasi per hari.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

PT Kimia Farma Tbk melalui cucu usahanya PT Kimia Farma Diagnostika (KFD) melakukan vaksinasi untuk para pekerja Kilang Tangguh LNG di Teluk Bintuni, Papua Barat. Untuk menjalankan vaksinasi gotong royong tersebut, sejumlah tantangan mesti dilewati.

Tim tenaga kesehatan KFD telah melakukan vaksinasi Gotong Royong di Kilang Tangguh LNG sejak Minggu (13/6). KFD yang merupakan anak usaha PT Kimia Farma Apotek, akan melayani vaksinasi untuk sekitar 14.800 pekerja Tangguh LNG secara bertahap di lokasi tersebut.

Direktur Utama Kimia Farma Apotek Nurtjahjo Walujo Wibowo menjelaskan distribusi vaksin dan kegiatan vaksinasi ke wilayah timur Indonesia cukup menantang jika dibandingkan dengan vaksinasi karyawan di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Mobilisasi vaksin, tenaga kesehatan serta bahan medis habis pakai harus menggunakan berbagai moda transportasi, yaitu udara, darat, dan laut untuk ke tempat gas alam di remote area tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah, kami bisa melewati seluruh tantangan itu. Kualitas vaksin tetap terjaga dengan baik dan kegiatan vaksinasi di Papua Barat bisa dilaksanakan dengan lancar. Kami sangat bangga dapat memberikan pelayanan vaksinasi terhadap para pekerja di Kilang Tangguh LNG yang merupakan remote area sekaligus di mana terdapat proyek pembangunan Train 3 yang merupakan proyek strategis nasional," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (21/6/2021).

KFD secara bertahap mendatangkan vaksin Sinopharm untuk kebutuhan total vaksinasi 14.800 pekerja Kilang Tangguh LNG. Plt Direktur Utama PT Kimia Farma Diagnostika Agus Chandra menuturkan KFD berkomitmen menjalankan vaksinasi para pekerja Kilang Tangguh LNG sebagai salah satu proyek stategis nasional (PSN).

ADVERTISEMENT

"Setelah mendukung herd immunity di sektor manufaktur, perbankan, media dan lainnya, kini KFD mendukung kekebalan komunal di sektor oil and gas yang lokasinya berada di timur Indonesia. Kesehatan dan imunitas pekerja Kilang Tangguh LNG perlu dijaga melalui vaksinasi sehingga dapat menyelesaikan proyek strategis ini sesuai dengan target yang ditetapkan pemerintah," ujarnya.

Menurutnya, sektor energi memiliki peranan sangat penting dalam mendukung perekonomian dan pembangunan nasional. Oleh karena itu, vaksinasi terhadap pekerja diharapkan dapat menjaga kelancaran kegiatan hulu migas.

"Kami siap mendukung perusahaan migas dalam penyuntikan vaksin untuk para karyawannya," ujarnya.

Lanjut klik halaman berikutnya.

Untuk diketahui, pengiriman vaksin dari National Distribution Centre (NDC) Kimia Farma di wilayah Pulogadung, Jakarta Timur hingga ke Kilang Tangguh LNG harus menempuh perjalanan darat, udara, dan laut.

Sekitar pukul 22.00 WIB pada Jumat malam (11 Juni 2021), 41 box khusus (isolation box) berukuran sekitar 50 cm x 70 cm berawarna putih mulai dikeluarkan dari NDC Kimia Farma di wilayah Pulogadung untuk dibawa ke Bandara Soekarno Hatta. Isolation box merupakan kotak khusus yang memenuhi ketentuan suhu tertentu yakni 2°-8° celcius, sesuai dengan ketentuan dari Kementerian Kesehatan guna menjaga keamanan dan kualitas vaksin.

Setelah sampai di bandara, 41 isolation box itu dikemas ke dalam bagasi untuk diterbangkan menuju Bandara Pattimura, Ambon. Tiba di Bandara Ambon sekitar pukul 07.10 WIT. Para tenaga kesehatan (vaksinator) transit kemudian pukul 09.30 WIT terbang lagi dengan pesawat ATR menuju Bandara Babo di Teluk Bintuni, Papua Barat.

Tiba di Bandara Babo pukul 11.00 WIT, lalu menggunakan mobil menuju Dermaga Babo sekitar 10 menit. Tidak mudah membawa vaksin karena harus tetap aman dan terjaga kualitasnya pada suhu 2°-8° Celcius. Selanjutnya Tim Kimia Farma dan 41 box vaksin Sinopharm diangkut menggunakan speed boat menuju tempat berlabuh yang disebut Combo Dock selama 30 menit di mana saat itu boat berjibaku dengan ombak yang cukup tinggi. Kru tenaga kesehatan dan vaksin pun akhirnya tiba di lokasi penghasil gas terbesar di Indonesia setelah menempuh perjalanan sekitar 15 jam.


Hide Ads