PT Pertamina (Persero) berhasil menekan cost inventory menjadi 47,9 juta barel atau setara dengan US$ 3,1 miliar dari tahun sebelumnya sebesar 80 juta barel (setara US$ 5,2 miliar). Hal ini berhasil diraih Pertamina sejalan dengan restrukturisasi yang telah berjalan setahun terakhir.
Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Mulyono menjelaskan dengan penghematan tersebut terdapat penurunan biaya 40% atau US$ 2,1 miliar yang dapat digunakan untuk aktivitas lainnya.
Menurutnya, penghematan tersebut diperoleh melalui upaya integrasi operasional yang telah berjalan di Direktorat Logistik dan Infrastruktur Pertamina di tingkat holding. Ia mengungkap pihaknya memiliki peran strategis sebagai integrator operasional untuk memastikan distribusi energi ke seluruh pelosok negeri berjalan aman dan lancar.
Sebagai integrator operasional, lanjut Mulyono, pihaknya harus memastikan seluruh penugasan dari pemerintah ke Pertamina berjalan dengan baik. Mulai dari pendistribusian bahan bakar Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP), distribusi LPG 3 kg kepada masyarakat, penyaluran BBM 1 Harga, pembangunan infrastruktur BBM/LPG di Indonesia Bagian Timur, dan gasifikasi di 56 pembangkit PLN.
Tak hanya itu, Mulyono menerangkan Direktorat Logistik dan Infrastruktur juga harus memastikan keandalan seluruh infrastruktur dan jaringan distribusi yang dimiliki holding. Hal ini dinilai penting agar keseluruhan holding Pertamina berjalan sinergis di tengah restrukturisasi yang sedang dijalankan.
"Hal ini menjadi concern kami agar masing-masing subholding, anak perusahaan dan afiliasinya tidak berjalan sendiri-sendiri. Semuanya harus inline karena saat ini infrastruktur yang kami jalankan harus sesuai dengan kebutuhan market dan energy mix," ujar Mulyono dalam keterangan tertulis, Selasa (27/7/2021).
Ia menambahkan keseimbangan antara layanan masyarakat dan optimasi target keuntungan untuk Pertamina pun harus terpenuhi di tengah restrukturisasi ini. Caranya, dengan menekan biaya, bersinergi, dan melakukan optimasi di semua subholding.
Mulyono menilai masing-masing subholding harus mandiri dan lincah untuk mengambil keputusan yang efektif dan efisien. Ia memberi catatan untuk para subholding agar fokus melakukan efisiensi. Meski demikian, ia pun berharap efisiensi yang dilakukan tetap dapat memberikan manfaat atau benefit bagi Pertamina Group.
Untuk itu, ia mengatakan pihaknya terus melakukan percepatan dan sinergi untuk penugasan proyek pemerintah dan pembangunan infrastruktur distribusi energi. Mulyono menyebutkan proyek yang dijalankan tak hanya cepat, tetapi juga akan dipastikan bisa mendukung industri dalam negeri dengan penyerapan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang sesuai target.
"Kami juga harus memastikan penugasan pemerintah terkait penyerapan TKDN harus sesuai target. Pada 2020, target implementasi TKDN 25% dan 2021 sebesar 30% . Saat ini, Pertamina Group mampu merealisasikan TKDN di atas 50%," pungkasnya.
Simak Video "Kebakaran di Tangki Kilang Cilacap Pertamina Dinyatakan Padam"
(akn/hns)