Parahnya... Deretan Negara Ini yang Lagi Diterpa Krisis Energi

Aulia Damayanti - detikFinance
Kamis, 14 Okt 2021 05:30 WIB
Parahnya... Deretan Negara Ini yang Lagi Diterpa Krisis Energi
Jakarta -

Sejumlah negara besar tengah menghadapi krisis energi. Penyebabnya pun berbagai macam, rata-rata terjadi sejak awal pandemi COVID-19. Pasokan listrik dan gas kini langka, hingga menyebabkan harga listrik menjulang tinggi.

Dari catatan detikcom, ada deretan negara yang tertimpa krisis energi. Berikut daftarnya:

Inggris

Inggris dilanda krisis energi karena negara itu memisahkan diri dari Uni Eropa atau disebut Brexit. Keputusan Brexit ini disebut tidak mempertimbangkan banyak hal seperti energi dan tenaga kerja. Setelah Brexit, pemerintah Inggris memang mengurangi jumlah unskilled labor atau pekerja tidak terampil masuk ke Inggris.

Jadi, sejak Brexit Inggris diperkirakan mengalami kekurangan sopir truk dari 60.000 sampai 100.000 sopir. Sopir truk itu untuk mengangkut barang berat termasuk BBM. Keadaan diperparah dengan pandemi, sekitar 25.000 pekerja disebut tidak kembali ke Inggris.

"Pandemi telah memotivasi pengemudi HGV UE untuk kembali ke negara asal mereka (UE), dan beberapa pengemudi Inggris yang sudah tua mengambil pensiun dini," kata laporan Driver Require.

Karena timbulnya kepanikan di masyarakat dan menyebabkan antrean yang mengular di pom bensin. Pemerintah sampai mengerahkan para tentara untuk melakukan pengiriman bahan bakar minyak (BBM). Mereka dikerahkan menyusul aksi panic buying bensin yang terjadi di beberapa wilayah di Inggris.

Melansir CNBC, sebanyak 200 personel militer Inggris akan dikerahkan sebagai bagian dari Operasi Escalin. Operasi itu merupakan strategi yang dirancang oleh pemerintah Inggris untuk membantu meringankan kendala pasokan bahan bakar yang disebabkan oleh kekurangan pengemudi truk.

China

Krisis energi listrik di China terjadi karena berbagai faktor, mulai dari kondisi pasca-pandemi hingga dorongan nasional untuk mengurangi emisi karbon. Akibatnya ratusan tambang batu bara tutup atau memangkas produksi awal tahun ini.

Dibatasinya kiriman batu bara dari Australia hingga faktor cuaca juga turut memperburuk krisis energi di sana. Hujan deras yang sebelumnya terjadi di Provinsi Shanxi dan Shaanxi menghambat produksi batu bara. Apalagi, dua provinsi tersebut merupakan pusat penambangan utama yang menyumbang hampir setengah dari total produksi batu bara di China.

Analis Citi dalam laporannya mengatakan krisis energi ini akan berlanjut hingga musim dingin. "Kami memperkirakan krisis batu bara dan pasokan listrik China akan berlanjut hingga musim dingin," tulisnya.

Dia menambahkan, masalah tersebut akan meningkatkan risiko terhadap kondisi ekonomi China dan global selama musim dingin mendatang, hingga mendorong harga energi lebih tinggi.

Negara apalagi? Klik halaman berikutnya.




(fdl/fdl)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork