Emas merupakan salah satu komoditas berharga di dunia. Saking berharganya, logam mulia satu ini kerap menjadi simbol kekayaan dan kemewahan di hampir setiap budaya umat manusia. Tak heran, emas banyak digandrungi, baik untuk mata uang, perhiasan hingga sarana investasi.
Namun demikian, di balik kemilau sebuah emas itu, rupanya untuk menambang emas membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah. Ada berbagai tahapan yang harus dilalui oleh para penambang agar proses mendapatkan batuan alami satu ini dapat berjalan secara maksimal. Seperti apa tahapannya?
Tim detikcom baru-baru ini berkesempatan mengunjungi langsung tambang emas di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Kabupaten Bogor. Tambang ini dikelola oleh Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Emas milik BUMN tambang Antam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perusahaan pelat merah ini sudah mulai menambang emas sejak tahun 1992, dengan total luas konsesi Izin Usaha Pertambangan (IUP) 6.047 hektare. Adapun proses penambangan emas itu dilakukan secara tertutup atau penggalian bawah tanah.
Menurut General Manager UBP Emas Antam Muhidin, di Antam Pongkor ada 4 urat emas utama. Lokasinya tersebut terletak di Gunung Handak, Ciguha, Kubang Cicau, dan Ciurug .
Adapun kegiatan produksinya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan atau modeling, penambangan hingga pengolahan ore atau bijih tambang menjadi dore bullion (batangan logam yang belum murni). Sementara, proses pemurniannya dilakukan oleh Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia di Jakarta.
"Jadi secara garis besar, penambangan di Pongkor ini menggunakan metode cut and fill yaitu kegiatan pemboran dan peledakan ore, baik secara konvensional maupun mekanis dengan peralatan jumbo drill dan load haul dump (LHD)," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Setidaknya terdapat enam kegiatan utama dalam proses penambangan bawah tanah itu yakni meliputi pemboran (drilling), peledakan (blasting), pembersihan asap (smoke clearing), pengambilan bijih emas (mucking), pengangkutan ore, dan terakhir penutupan rongga front kerja (backfilling).
![]() |
"Jadi kalau di tambang itu pertama kita lakukan penyanggaan menggunakan jumbo drill, setelah itu kita drilling di bor bikin lubang. Drilling ini tujuannya untuk pembuatan rongga front kerja," tuturnya.
Selanjutnya area yang telah di bor atau drilling tadi akan dilakukan peledakan (blasting) menggunakan alat blasting machine. Peledakan ini bertujuan supaya proses pembuatan lubang bawah tanah di lapisan batuan keras menjadi lebih mudah.
"Nah setelah (peledakan) itu dilakukan pembersihan dulu (smoke clearing) buat mengurangi kadar debu akibat proses peledakan tadi. Baru setelahnya, ore atau bijih tambang (hasil drilling dan blasting) tadi dikeluarin (menuju stockpile atau granby menggunakan load haul dump)," jelasnya.
Lebih lanjut, Muhidin mengungkapkan ore atau bijih emas tadi nantinya diangkut menggunakan load haul dump atau wheel loader dan mine truck untuk dibawa dengan lokomotif seperti kereta atau lori menuju fasilitas crusher atau penghancur untuk diolah menjadi dore bullion (batangan logam yang belum murni).
Klik Halaman Selanjutnya: Pengolahan Ore Jadi Dore Bullion