Intip Proses Produksi Emas di Pongkor, Ubah Ore Jadi Dore Bullion

Intip Proses Produksi Emas di Pongkor, Ubah Ore Jadi Dore Bullion

Alfi Kholisdinuka - detikFinance
Senin, 01 Nov 2021 10:53 WIB
Intip Proses Produksi Emas di Pongkor, Ubah Ore Jadi Dore Bullion
Foto: Dok. Dikhy Sasra/detikcom
Jakarta -

Emas merupakan salah satu komoditas berharga di dunia. Saking berharganya, logam mulia satu ini kerap menjadi simbol kekayaan dan kemewahan di hampir setiap budaya umat manusia. Tak heran, emas banyak digandrungi, baik untuk mata uang, perhiasan hingga sarana investasi.

Namun demikian, di balik kemilau sebuah emas itu, rupanya untuk menambang emas membutuhkan proses yang panjang dan tidak mudah. Ada berbagai tahapan yang harus dilalui oleh para penambang agar proses mendapatkan batuan alami satu ini dapat berjalan secara maksimal. Seperti apa tahapannya?

Tim detikcom baru-baru ini berkesempatan mengunjungi langsung tambang emas di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), Kabupaten Bogor. Tambang ini dikelola oleh Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Emas milik BUMN tambang Antam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan pelat merah ini sudah mulai menambang emas sejak tahun 1992, dengan total luas konsesi Izin Usaha Pertambangan (IUP) 6.047 hektare. Adapun proses penambangan emas itu dilakukan secara tertutup atau penggalian bawah tanah.

Menurut General Manager UBP Emas Antam Muhidin, di Antam Pongkor ada 4 urat emas utama. Lokasinya tersebut terletak di Gunung Handak, Ciguha, Kubang Cicau, dan Ciurug .

ADVERTISEMENT

Adapun kegiatan produksinya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu perencanaan atau modeling, penambangan hingga pengolahan ore atau bijih tambang menjadi dore bullion (batangan logam yang belum murni). Sementara, proses pemurniannya dilakukan oleh Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia di Jakarta.

"Jadi secara garis besar, penambangan di Pongkor ini menggunakan metode cut and fill yaitu kegiatan pemboran dan peledakan ore, baik secara konvensional maupun mekanis dengan peralatan jumbo drill dan load haul dump (LHD)," ujarnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Setidaknya terdapat enam kegiatan utama dalam proses penambangan bawah tanah itu yakni meliputi pemboran (drilling), peledakan (blasting), pembersihan asap (smoke clearing), pengambilan bijih emas (mucking), pengangkutan ore, dan terakhir penutupan rongga front kerja (backfilling).

Intip Proses Produksi Emas di Pongkor, Ubah Ore Jadi Dore BullionFoto: Dok. Dikhy Sasra/detikcom

"Jadi kalau di tambang itu pertama kita lakukan penyanggaan menggunakan jumbo drill, setelah itu kita drilling di bor bikin lubang. Drilling ini tujuannya untuk pembuatan rongga front kerja," tuturnya.

Selanjutnya area yang telah di bor atau drilling tadi akan dilakukan peledakan (blasting) menggunakan alat blasting machine. Peledakan ini bertujuan supaya proses pembuatan lubang bawah tanah di lapisan batuan keras menjadi lebih mudah.

"Nah setelah (peledakan) itu dilakukan pembersihan dulu (smoke clearing) buat mengurangi kadar debu akibat proses peledakan tadi. Baru setelahnya, ore atau bijih tambang (hasil drilling dan blasting) tadi dikeluarin (menuju stockpile atau granby menggunakan load haul dump)," jelasnya.

Lebih lanjut, Muhidin mengungkapkan ore atau bijih emas tadi nantinya diangkut menggunakan load haul dump atau wheel loader dan mine truck untuk dibawa dengan lokomotif seperti kereta atau lori menuju fasilitas crusher atau penghancur untuk diolah menjadi dore bullion (batangan logam yang belum murni).

Klik Halaman Selanjutnya: Pengolahan Ore Jadi Dore Bullion

Pengolahan Ore Jadi Dore Bullion

Mengutip Keterbukaan Informasi PT Antam Tbk, proses pengolahan ore atau bijih emas selanjutnya itu menggunakan metode leaching (pelindian). Pada tahap awal, bijih emas yang telah ditambang akan diremuk dengan ore crusher dan diumpankan ke dalam ball mill untuk proses penghalusan ukuran tahap lanjut.

Bijih halus berupa fine slurry selanjutnya ditambahkan reagen leaching berupa sianida dan kapur sebagai pengendali pH, yang akan diumpankan masuk ke dalam sirkuit leaching sehingga terjadi proses pelarutan logam emas dan perak. Ke dalam tangki leaching kemudian dimasukan karbon aktif yang secara progresif akan menyerap larutan logam emas dan perak yang terkandung dalam fines slurry.

Logam emas dan perak yang terserap karbon tersebut kemudian dilepaskan kembali melalui proses elusi dengan sistem AARL (Anglo American Research Laboratory) yang akan menghasilkan larutan kaya (eluate) yang memiliki kandungan emas dan perak yang tinggi.

Eluate kemudian dialirkan menuju sirkuit electrowinning di mana emas dan perak hasil proses tadi akan terendapkan (cake) pada katoda stainless steel. Cake selanjutnya dikeringkan kemudian dilebur hingga menjadi dore bullion (batangan logam emas yang belum murni).

Intip Proses Produksi Emas di Pongkor, Ubah Ore Jadi Dore BullionFoto: Dok. Dikhy Sasra/detikcom

Sekedar diketahui, produksi sampingan dari proses leaching disebut tailing. Tailing hasil proses leaching ore yang mengandung sianida akan dikentalkan hingga menjadi pulp dengan tujuan untuk memanfaatkan kembali larutan sianida yang dikembalikan ke proses leaching.

Pulp yang telah dikentalkan akan diproses pada unit detoksifikasi sianida sehingga menjadi tailing yang aman dipergunakan untuk proses backfilling di tambang serta dipergunakan sebagai bahan campuran beton untuk menghasilkan material bangunan pada pabrik Green Fine Aggregate (GFA) yang dikelola oleh UBP Emas.

Adapun sisa tailing yang belum termanfaatkan dialirkan ke Fasilitas Dam. Kelebihan air dari Fasilitas Dam termasuk dari aliran air permukaan yang masuk akan dialirkan ke unit Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sehingga memenuhi baku mutu lingkungan sebelum dialirkan ke sungai.

detikcom bersama MIND ID mengadakan program Jelajah Tambang berisi ekspedisi ke daerah pertambangan Indonesia. detikcom menyambangi kota-kota industri tambang di Indonesia untuk memotret secara lengkap bagaimana kehidupan masyarakat dan daerah penghasil mineral serta bagaimana pengolahannya. Untuk mengetahui informasi lebih lengkap, ikuti terus beritanya di detik.com/jelajahtambang


Hide Ads