Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030, sebagai upaya mencapai emisi nol pada tahun 2060 atau lebih awal.
"Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia mendukung transisi negara ke nol bersih, karena ini akan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan," kata Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, dikutip dari keterangan ADB.
"Kementerian menyambut baik kerja sama BUMN dengan berbagai pemangku kepentingan, yang menandai langkah pertama menuju transisi yang adil dan terjangkau guna mendorong jalur pembangunan yang netral karbon," lanjut Erick.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bersama dengan Filipina dan Vietnam, Indonesia adalah satu dari tiga negara di Asia Tenggara yang bermitra dengan ADB dalam studi percontohan Mekanisme Transisi Energi (Energy Transition Mechanism (ETM). Program ini merupakan upaya pengurangan karbon lewat kerja sama pembiayaan pemerintah & swasta demi menekan penggunaan batu bara pada pembangkit listrik, dan menggantinya dengan sumber energi yang bersih dan terbarukan.
ADB telah menyelesaikan studi pra-kelayakan ke dalam ETM dan sekarang sedang mengerjakan studi kelayakan penuh. ADB juga meningkatkan pendanaan iklim kumulatif 2019-2030 menjadi US$ 100 miliar dan berkomitmen untuk memastikan bahwa setidaknya 75% dari proyeknya akan menangani mitigasi dan adaptasi perubahan iklim pada 2030.
(hns/hns)