Beda Masak Pakai LPG dan DME, Menang Mana?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 21 Nov 2021 16:15 WIB
Foto: Infografis detikcom/Luthfy Syahban
Jakarta -

Dymethil Ether (DME) akan menjadi salah satu alternatif untuk pemenuhan energi di rumah tangga. Nantinya DME ini diproyeksikan bisa menggantikan gas elpiji untuk memasak.

Memang, sekarang gas elpiji menjadi salah satu bahan bakar yang biasa digunakan oleh rumah tangga. Meskipun sudah banyak pula yang menggunakan kompor induksi dan kompor listrik untuk memasak. DME ini disebut akan jauh lebih murah daripada harga LPG.

Sebenarnya apa saja ya perbedaan memasak menggunakan elpiji dan DME ini?

detikers perlu tahu, jika DME ini adalah hasil olahan atau pemrosesan sedemikian rupa dari batu bara berkalori rendah. Sifatnya serupa layaknya LPG, meski panas yang dihasilkan sedikit lebih rendah.

LPG yang ada saat ini merupakan masih berbasis minyak bumi, maka DME berbasis batu bara. Bentuk akhir DME disebut nantinya akan disalurkan sama seperti LPG yakni dalam bentuk tabung.

"DME nanti bentuknya tabung, seperti LPG saja," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana kepada detikcom.

DME memiliki kandungan panas (calorific value) sebesar 7.749 Kcal/Kg, sementara kandungan panas LPG senilai 12.076 Kcal/Kg.

"Dengan begitu waktu memasak lebih lama 1,1 sampai dengan 1,2 kali dibandingkan dengan menggunakan LPG," tutur Dadan dalam keterangan resminya.

DME juga merupakan senyawa eter paling sederhana mengandung oksigen dengan rumus kimia CH3OCH3 yang berwujud gas sehingga proses pembakarannya berlangsung lebih cepat dibandingkan LPG.

Meski begitu, kualitas nyala api yang dihasilkan DME lebih biru dan stabil, tidak menghasilkan partikulat matter (pm) dan NOx, serta tidak mengandung sulfur.

Tapi DME ini juga bisa dicairkan seperti LPG dan. Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengungkapkan DME bisa dikemas dalam bentuk tabung ke masyarakat.

"Prinsipnya DME juga dapat dicairkan seperti halnya LPG dan dapat didistribusikan ke konsumen dalam bentuk kemasan tabung seperti halnya LPG," tuturnya.

Pemilihan DME untuk subtitusi sumber energi bagi Pemerintah mempertimbangkan pada dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%. Kalau LPG per tahun menghasilkan emisi 930 kg CO2, nanti dengan DME hitungannya akan berkurang menjadi 745 kg CO2.




(kil/dna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork