Pemerintah akan mengganti penggunaan LPG dengan Dimethyl Ether. Nah ini berarti untuk memasak tak lagi menggunakan LPG.
Ini akan masuk dalam rencana investasi tahun depan. Nantinya Pertamina dan Air Products akan terlibat dalam konversi LPG ke DME.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan jika Pertamina dan PT Bukit Asam (PTBA) dan air product serta pengusaha nasional akan membangun DME (pengganti LPG). DME atau dimethyl ether (DME) terbentuk dari gasifikasi batu bara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk harganya, Corsec Subholding Commercial and Trading Pertamina, Irto Ginting mengungkapkan akan lebih murah dibanding LPG. Memang saat ini skema harga sedang dalam tahap kajian.
"Saat ini penentuan harga DME masih dalam tahap kajian yang tentunya akan disesuaikan dengan kebijakan yang diterbitkan oleh pemerintah terkait distribusi DME," kata Irto.
Peralihan LPG ke DME juga membutuhkan waktu yang panjang untuk rencana pembangunan gasifikasi batubara serta persiapan sarana dan fasilitas pendukung distribusi DME. Selain itu, sosialisasi kepada masyarakat pun akan sangat dibutuhkan karena terjadi perubahan kebiasaan.
"Adapun untuk konversi dari LPG ke DME akan mengikuti roadmap yang ditetapkan oleh pemerintah terkait implementasi DME sebagai bahan bakar rumah tangga pengganti LPG," tutur Irto.
Pabrik gasifikasi batu bara akan mengolah sebanyak 6 juta ton batu bara per tahun untuk diproses menjadi 1,4 juta ton dimethyl ether (DME). Produk ini mampu membantu mengurangi impor LPG sebanyak lebih dari 1 juta ton per tahun.
Kemudian, mengutip dari laman Kementerian ESDM, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) ESDM Dadan Kusdiana mengungkap DME bisa diproduksi dari berbagai sumber energi, termasuk bahan yang dapat diperbarui.
Antara lain biomassa, limbah dan Coal Bed Methane (CBM). Namun saat ini, batu bara kalori rendah dinilai sebagai bahan baku yang paling ideal untuk pengembangan DME.
Karakteristik DME disebut memiliki kesamaan baik sifat kimia maupun fisika dengan LPG. Jadi, DME dapat menggunakan infrastruktur LPG yang ada sekarang, seperti tabung, storage dan handling eksisting. Campuran DME sebesar 20% dan LPG 80% dapat digunakan kompor gas eksisting.
Pemilihan DME untuk substitusi sumber energi juga mempertimbangkan dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%.