PT Freeport Indonesia (PTFI) telah menjejakkan kaki di Bumi Cendrawasih sejak 50 tahun lalu. Berdasarkan kajian LPEM UI tahun 2018 kontribusi PT Freeport Indonesia pada PDB negara 0,78% dan PDRB Provinsi Papua 34%.
Sekretaris Bappeda Kabupaten Mimika, Hilar Limbong Allo menyebut Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 91% penghasilan Kabupaten Mimika itu dari tambang dan 9% usaha masyarakat.
"Kehadiran PTFI juga mendukung sangat besar perkembangan di Kabupaten Mimika," jelasnya kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Freeport juga diketahui menjadi penggerak utama ekonomi di Papua, bukan hanya di sektor operasional tambang, melainkan juga pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi tujuh suku pedalaman Papua yang tinggal di sekitar daerah operasional Freeport.
Berdasarkan data dari Freeport, total dana pengembangan masyarakat dari 1992 hingga 2020, perusahaan ini telah menggelontorkan uang US$ 1,79 miliar untuk pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan itu meliputi sektor kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan infrastruktur. Contoh di sektor pendidikan dengan membangun Institut Nemangkawi. Balai latihan kerja ini telah meluluskan 3.979 siswa magang yang 92% adalah warga asli Papua. Sebagian besar alumni institut ini diserap oleh PTFI dan para kontraktor rekanan.
"Institut ini memberikan kesempatan putra putri Papua untuk mendapatkan pekerjaan karena tanpa Nemangkawi, Saudara-saudara kita mungkin tak bisa bersaing dengan adanya pengembangan di sini mereka bisa bersaing dan membuka kesempatan kepada mereka," kata Andi Sallo selaku koordinator pemagangan di Institute Nemangkawi.
![]() |
Begitu pun di sektor lainnya, Freeport mendirikan dan mengoperasionalkan rumah sakit; mendirikan sekolah asrama; memberdayakan petani dan peternak serta UMKM; serta mendirikan fasilitas umum.
Berlanjut ke halaman berikutnya.