Indonesia menargetkan dapat mewujudkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060 mendatang atau lebih awal. Untuk mencapai itu semua sektor didorong bertransformasi ke listrik dalam memenuhi energinya.
"Di masa mendatang elektrifikasi akan menyentuh semua sendi kehidupan dan menjadi norma baru. Saat ini kita lihat bagaimana masa depan adalah eranya listrik. Semua sektor akan bertransformasi dengan menggunakan listrik untuk memenuhi kebutuhan energinya," kata Vice President Pertamina Energy Institute, Hery Haerudin dalam Pertamina Energy Webinar 2021, Selasa (7/12/2021).
Hery menyebut jumlah kompor dan kendaraan listrik akan terus meningkat di Indonesia pada masa mendatang. Puncaknya pada 2060 dinyatakan bahwa hampir semua kendaraan dan kompor di Indonesia berbasis listrik.
"Jumlah kendaraan listrik akan terus meningkat, dalam skenario ini bahkan 2060 mencapai hampir 100% kendaraan yang beredar di jalanan itu adalah kendaraan listrik. Demikian juga dengan kompor listrik karena didorong oleh kebijakan elektrifikasi yang akan jadi sangat signifikan. Listrik ini sangat signifikan sekali," tuturnya.
Berdasarkan peta jalan Indonesia menuju netral karbon, mulai 2022 sudah ditargetkan penggunaan kompor listrik untuk 2 juta rumah tangga per tahun, 2036-2040 penurunan penjualan motor berbahan bakar minyak (BBM) atau konvensional, 2041-2050 penurunan penjualan mobil konvensional, dan pada 2051-2060 seluruh kendaraan ditargetkan sudah berbasis listrik.
"Kendaraan roda 4 dan roda 2 yang lebih banyak digunakan untuk penumpang akan mengalami peralihan terbesar dari konvensional jadi listrik. Dalam model kami seluruh kendaraan mobil ini hampir semuanya beralih ke kendaraan listrik 2060 dengan populasi hingga 99%," terangnya.
Terlepas dari tekad Indonesia beralih ke energi bersih, Hery menyebut pemanfaatan bahan bakar fosil tidak akan hilang sepenuhnya alias masih tetap ada sampai 2060 mendatang.
"Masih terdapat pemanfaatan energi fosil 2060, masih ada tetap, tidak 100% 0," tandasnya.
Simak Video "Jokowi di Depan Ahok: Impor Minyak Kita Terlalu Besar!"
(aid/ang)