Fakta-fakta Mimpi RI Punya Pembangkit Nuklir di 2049

Fakta-fakta Mimpi RI Punya Pembangkit Nuklir di 2049

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 18 Jan 2022 06:30 WIB
Setelah Bencana Fukushima, Pemimpin Jerman Berubah Pandangan dan Tinggalkan PLTN
Ilustrasi PLTN/Foto: DW (News)
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan Indonesia bisa menyediakan listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pada 2049. Rencananya, di tahun tersebut PLTN pertama di Indonesia dapat beroperasi.

Seperti apa persiapan pemerintah merealisasikan rencana besar tersebut?

1. Pemerintah Bentuk Tim

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana menjelaskan Indonesia membangun kerja sama internasional terkait studi pengembangan PLTN.

Ia mengatakan, Menteri ESDM Arifin Tasrif sudah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM untuk pembentukan tim dalam rangka mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir.

ADVERTISEMENT

"Sekarang sudah terbit Keputusan Menteri ESDM untuk pembentukan tim terkait dengan persiapan untuk penyusunan kelembagaan dari pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir," katanya dalam konferensi pers virtual, Senin (17/1/2022).

2. Mulai Pilih-pilih Vendor

Dia menjelaskan pembangkit nuklir masuk ke dalam indikator kinerja utama atau Key Performance Indicator (KPI) di Kementerian ESDM.

Pihaknya sudah melakukan pendataan beberapa vendor untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga nuklir, khususnya untuk yang berskala kecil.

"Sesuai RPJMN di tahun 2021 telah dilakukan pendataan terhadap beberapa vendor khususnya PLTN skala kecil termasuk dengan teknologinya, dan ini sejalan dengan target yang ada di RPJM," tambahnya.

Lanjutkan membaca -->

3. Kaji Lokasi PLTN

Bangka Belitung (Babel) dan Kalimantan digadang-gadang sebagai lokasi pembangunan PLTN. Hal itu berdasarkan studi yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Dadan menjelaskan pihaknya juga ikut melakukan kajian.

"Kalau untuk PLTN dari sisi kajian studi memang lebih banyak leading sector-nya ada di Batan. ESDM juga terlibat khususnya Badan Litbang ESDM melakukan kajian-kajian termasuk yang ada di Bangka Belitung dan Kalimantan," katanya.

Tapi dia memastikan bahwa hingga saat ini belum ada keputusan resmi mengenai lokasi pembangunan PLTN, termasuk di Bangka Belitung dan Kalimantan.

"Memang belum ada penunjukan lokasinya itu di mana, sampai sekarang belum," jelas Dadan.

4. Hitungan Harga Listrik PLTN

Harga listrik yang diproduksi dari PLTN menurutnya sudah cukup menarik. Ada studi yang menyebut US$ 9-10 sen per kWh, ada pula yang menyebut US$ 7 sen per kWh.

"Ini juga sampai kajiannya ke pemerintah. Jadi dari sisi harga sebetulnya sudah mulai cukup menarik. Tapi dari pemerintah sesuai dengan regulasi yang sekarang bahwa kebijakan ini adalah memastikan bahwa secara teknologi harus yang proven (terjamin) dan sudah ada contoh secara komersialnya," tambah Dadan.

Bicara soal investasi yang dibutuhkan, menurutnya angkanya akan bervariasi tergantung dari kelas pembangkitnya, teknologi yang digunakan, dan kapasitasnya.



Simak Video "Video: AS Jelaskan Alasan Serang Fasilitas Nuklir Iran ke Dewan Keamanan PBB"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads