Perkembangan kendaraan listrik ke depan diperkirakan terus tumbuh. Kebutuhan akan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) juga meningkat.
PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) berencana melakukan diversifikasi usaha ke sektor energi baru terbarukan (EBT). Perusahaan membidik produksi baterai hingga SPKLU.
"Perseroan berencana melakukan diversifikasi usaha dengan membuka pasar baru sebagai pendukung industri energi terbarukan. Perseroan membidik pasar penyedia energi melalui produksi baterai untuk keperluan data center perusahaan telekomunikasi dan SPKLU," kata Direktur Utama SEMA, Rudi Hartono Intan dalam keterangannya, Senin (14/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perkiraan biaya pembangunan SPKLU level 2 sebesar US$ 4.300 dan target kebutuhan SPKLU yang telah diproyeksikan oleh PLN pada 2021-2025, maka terdapat potensi proyek minimum sebesar US$ 203 juta untuk perusahaan swasta.
Besarnya nilai proyek pembangunan SPKLU ini, Rudi berharap SEMA dapat memperoleh kontrak kerja sama dengan PT PLN (Persero). Rudi menyatakan pihaknya siap membangun SPKLU ini di beberapa tempat strategis.
"Untuk mempertahankan pangsa pasar dalam industri panel listrik, baterai dan energi terbarukan, kami akan selalu melakukan usaha-usaha dalam memperbaiki dan meningkatkan kompetensi dan kualitas produk dengan melakukan inovasi produk, meningkatkan efisiensi proses produksi, serta melakukan survey pasar," sambungnya.
Pembangunan SPKLU rencananya dimulai awal tahun depan. Perusahaan tengah mengembangkan produk solar panel terlebih dahulu.
Dalam pengembangan solar panel, SEMA akan bermitra dengan Golden Concord Holdings Limited (GCL-Poly). Untuk proyek solar panel yang akan mulai dibangun tahun ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan perusahaan hingga Rp20 miliar.
"Kita baru mau kerjasama menjadi distributor salah satu merk dulu dan sekalian rencana mau assembling lokal. Nanti kita akan bikin merk sendiri," ulasnya.
Berlanjut ke halaman berikutnya.