Punya Kendaraan Listrik Jangan Takut Lowbat, 'SPBU Listrik' Bakal Menjamur

Punya Kendaraan Listrik Jangan Takut Lowbat, 'SPBU Listrik' Bakal Menjamur

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 14 Mar 2022 17:02 WIB
spklu
Ilustrasi/Foto: Shutterstock/
Jakarta -

Perkembangan kendaraan listrik ke depan diperkirakan terus tumbuh. Kebutuhan akan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) juga meningkat.

PT Semacom Integrated Tbk (SEMA) berencana melakukan diversifikasi usaha ke sektor energi baru terbarukan (EBT). Perusahaan membidik produksi baterai hingga SPKLU.

"Perseroan berencana melakukan diversifikasi usaha dengan membuka pasar baru sebagai pendukung industri energi terbarukan. Perseroan membidik pasar penyedia energi melalui produksi baterai untuk keperluan data center perusahaan telekomunikasi dan SPKLU," kata Direktur Utama SEMA, Rudi Hartono Intan dalam keterangannya, Senin (14/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perkiraan biaya pembangunan SPKLU level 2 sebesar US$ 4.300 dan target kebutuhan SPKLU yang telah diproyeksikan oleh PLN pada 2021-2025, maka terdapat potensi proyek minimum sebesar US$ 203 juta untuk perusahaan swasta.

Besarnya nilai proyek pembangunan SPKLU ini, Rudi berharap SEMA dapat memperoleh kontrak kerja sama dengan PT PLN (Persero). Rudi menyatakan pihaknya siap membangun SPKLU ini di beberapa tempat strategis.

ADVERTISEMENT

"Untuk mempertahankan pangsa pasar dalam industri panel listrik, baterai dan energi terbarukan, kami akan selalu melakukan usaha-usaha dalam memperbaiki dan meningkatkan kompetensi dan kualitas produk dengan melakukan inovasi produk, meningkatkan efisiensi proses produksi, serta melakukan survey pasar," sambungnya.

Pembangunan SPKLU rencananya dimulai awal tahun depan. Perusahaan tengah mengembangkan produk solar panel terlebih dahulu.

Dalam pengembangan solar panel, SEMA akan bermitra dengan Golden Concord Holdings Limited (GCL-Poly). Untuk proyek solar panel yang akan mulai dibangun tahun ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pendapatan perusahaan hingga Rp20 miliar.

"Kita baru mau kerjasama menjadi distributor salah satu merk dulu dan sekalian rencana mau assembling lokal. Nanti kita akan bikin merk sendiri," ulasnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Terkait dengan rencana pembangunan SPKLU, SEMA terlebih dahulu akan mencari product engineering dan kemudian diuji sampel untuk mendapatkan sertifikasi sebelum membangun lebih banyak. Untuk sementara ini nilai capex SPKLU masih dalam tahap pendalaman. Perseroan masih fokus mengembangkan panel surya di tahun ini.

"Tahun ini kita masih mengandalkan panel dan baterai, untuk panel box kita produksi sendiri," tutur dia.

Laba Perusahaan

SEMA mencatatkan laba bersih 2021 sebesar Rp 17 miliar (unaudited) atau naik 478,2%. Pada 2022, SEMA mengantongi laba bersih 2,94 miliar.

"Realisasi penjualan hingga akhir Desember 2021 sebesar Rp180 miliar. Angka ini melonjak pesat karena terelasisasinya kontrak kerja sama Perseroan dengan pihak FiberHome (PT Fiberhome Technologies Indonesia)," ujar Rudi

Kontrak kerja sama dengan FiberHome hingga semester I-2021 memberikan kontribusi terhadap total pendapatan pada periode tersebut sebesar Rp15 miliar. Meski relatif masih kecil, namun ke depan Rudi optimistis bahwa permintaan produk baterai khususnya untuk data center akan terus meningkat seiring dengan semakin ekspansifnya industri telekomunikasi di Indonesia.

Sebagai informasi FiberHome merupakan produsen baterai listrik terkemuka untuk mendukung berkembangnya industri energi terbarukan di Indonesia. Kontrak kerja sama dengan Fiberhome diteken pada 19 April 2021 dan akan berlangsung hingga 19 April 2024. Kedua perusahaan bersepakat untuk pembangunan dan pembuatan baterai lithium.


Hide Ads