Truk Tambang Dilarang Keras Minum BBM Subsidi, Bandel Langsung Disikat!

Truk Tambang Dilarang Keras Minum BBM Subsidi, Bandel Langsung Disikat!

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 08 Apr 2022 22:28 WIB
Truk Otonom Volvo di Terowongan Tambang
Ilustrasi truk tambang/Foto: Volvo
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengecek pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) di lima Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Samarinda, Kalimantan Timur. Didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Arifin juga memantau pasokan dan distribusi BBM di empat SPBU di jalur pertambangan dan perkebunan Kalimantan Selatan.

Dengan demikian, sembilan SPBU telah diawasi langsung dalam sehari guna mencegah kelangkaan, antrean dan potensi penyalahgunaan selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

"Kita mengantisipasi permintaan yang meningkat karena kegiatan ekonomi yang juga meningkat. Insyaallah untuk bulan Ramadan dan Idul Fitri juga cukup. Bahkan kalau diperlukan ditambah 10%," kata Arifin dikutip detikcom dari keterangan tertulis Kementerian ESDM Jumat (8/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arifin menyoroti pasokan dan konsumsi BBM bersubsidi jenis solar harus tepat sasaran. Pemerintah memprioritaskan kendaraan-kendaraan yang memang berhak mendapatkan solar subsidi dapat terpenuhi kebutuhannya.

"Seharusnya mereka yang tidak berhak mendapatkan solar subsidi tidak menikmatinya biar tepat sasaran," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Dalam rangka pengendalian penjualan BBM subsidi terutama solar, pemerintah mengambil langkah tegas bagi siapapun yang menyelewengkan penggunaan BBM subsidi.

"Kami akan mendisplinkan itu, terutama truk-truk dari perusahaan tambang. Melalui Direktorat Mineral dan Batu Bara, kami akan mengimbau mereka untuk tidak menggunakan BBM subsidi, jika tidak dihiraukan akan kami berikan tindakan tegas," jelas Arifin.

Selain itu, Pertamina juga mulai membagikan dan mewajibkan pembelian solar bersubsidi dengan kartu kendali. Nantinya, kartu kendali akan digunakan untuk mencatat pembelian solar bersubsidi. Pada kartu tersebut tercantum nomor polisi kendaraan dan jenis kendaraan.

Setiap pembelian solar bersubsidi di SPBU, petugas akan mencatat jenis kendaraan, nomor polisi, serta jumlah pembelian. Melalui kartu kendali ini harapannya mampu mendistribusikan BBM bersubsidi tepat sasaran.

Langkah lain yang ditempuh adalah melakukan pengaturan jam pelayanan solar bersubsidi di SPBU serta pelarangan adanya antrian sebelum jam pelayanan tersebut. Bila terdapat penyelewengan solar bersubsidi, maka penertiban pelaku penyelewengan akan ditindak secara tegas oleh pihak Kepolisian/Dinas Perhubungan dan akan memberikan sanksi kepada operator maupun penyalur.

Bersambung ke halaman berikutnya soal pengawasan BBM. Langsung klik

Upaya lainnya adalah melakukan monitoring stok BBM melalui command center, koordinasi Pertamina dengan penegak hukum dan Pemerintah Daerah.

Pertamina juga telah membentuk satgas RAFi (Ramadhan & Idul Fitri) dan menyiapkan berbagai layanan tambahan berupa SPBU Siaga, mobil tangki siaga, motorist, SPBU Kantong dan rest area yang dilengkapi fasilitas kesehatan bagi para pemudik di beberapa titik jalur mudik.

Arifin memahami peralihan konsumsi masyarakat ke BBM bersubsidi akibat adanya disparitas harga yang tinggi dengan BBM non-subsidi. Dia pun membandingkan harga produk BBM dari Pertamina.

"Bandingkan saja Pertamina Dex (non-subsidi) dengan Biosolar (bersubsidi) sekarang bedanya sekitar Rp. 8.000 per liter. Cukup jauh bedanya. Akibatnya masyarakat yang seharusnya dapat (BBM subsidi) malah tidak kebagian," jelasnya.

Salah satu faktor yang membentuk adanya disparitas harga, sambung Arifin adalah gangguan suplai minyak global akibat konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina sehingga harga minyak dunia melambung tinggi.

"Minyak-minyak Rusia diembargo tidak boleh keluar akibatnya terjadi ketidakseimbangan suplai sehingga harga minyak dunia tinggi dan susah didapat," urai Arifin.

Namun demikian, dia menyebut harga BBM di Indonesia merupakan salah satu yang termurah dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kata dia, harga BBM di negara ASEAN bisa dua sampai tiga kali lipat.


Hide Ads