Siap-siap! Tarif Angkot cs Bakal Meroket Bila Harga Pertalite dan Solar Naik

Siap-siap! Tarif Angkot cs Bakal Meroket Bila Harga Pertalite dan Solar Naik

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 13 Apr 2022 19:15 WIB
Sopir angkot di Kota Bandung mengeleng-gelengkan kepala, mengetahui harga pertamax naik menjadi Rp 12.500. Salah satu sopir angkot Jurusan Gedebage-Stasiun Hall Maman (70) mengatakan, ketika premium disubsidi, premium langka dan dirinya beralih ke pertalite.
Foto: Wisma Putra
Jakarta -

Harga BBM Pertalite dan Solar yang selama ini disubsidi rencananya bakal naik. Bila hal itu benar terjadi, pengusaha transportasi mengatakan tarif transportasi dipastikan akan naik.

Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono menyatakan tarif mau tidak mau terpaksa bakal naik karena bahan bakar menjadi salah satu biaya produksi terbesar di sektor transportasi.

"Kalau beneran naik, tarif kita ya naik semua. Kemungkinan terburuk ya tarif angkutan pasti naik," ungkap Ateng kepada detikcom, Rabu (13/4/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan hanya itu, biasanya kenaikan harga bahan bakar akan memicu kenaikan biaya produksi lainnya. Bakal ada efek domino pada biaya produksi transportasi. Misalnya saja seiring dengan kenaikan biaya bahan bakar, maka sparepart juga akan ikut naik.

"Persoalannya di angkutan yang mendasar begini, ketika bahan bakar naik, ini jadi leverage buat yang lain. Termasuk sparepart, dalam artian semua sparepart kan harga pasar, semua akan kena trigger untuk naik," papar Ateng.

ADVERTISEMENT

Ujungnya, upah pegawai pun akan ikut-ikutan naik. Pasalnya, kenaikan harga BBM pun bakal mengerek harga bahan pokok naik. Pasalnya, barang-barang pokok didistribusikan dengan kendaraan barang pengguna BBM juga.

"Sampai upah pegawai juga bakal naik. Karena kan pasti kebutuhan pokok juga naik, kalau angkutan barang aja BBM-nya naik," ujar Ateng.

"Ini benar-benar akan jadi leverage untuk yang lain-lain harganya naik, kebutuhan sehari-hari maupun kebutuhan produksi," tegasnya.

Ateng sendiri belum berani memprediksi berapa kenaikan tarif yang akan terjadi. Menurutnya, harus ada kepastian angka kenaikan BBM naiknya berapa baru hitung-hitungan bisa dibuat.

Senada dengan Ateng, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan juga mengatakan hal yang sama. Kenaikan tarif transportasi tak terhindarkan bila kenaikan Pertalite dan solar terjadi.

Soal besarannya, sama seperti Ateng, Shafruhan belum berani memprediksi. Hitung-hitungan bakal dilakukan bila sudah ada perkiraan kenaikan harga BBM.

"Ya tarif pasti naik, nggak mungkin nggak naik. Kita besar komponennya dari bahan bakar," kata Shafruhan.

Sejauh ini, dia menjelaskan solar banyak digunakan untuk angkutan umum penumpang berbadan besar seperti bus. Solar juga digunakan pada semua angkutan barang, baik yang kecil maupun yang besar.

Sementara itu, Pertalite banyak digunakan untuk transportasi kecil macam angkot, taksi, ataupun ojek.

Shafruhan mengatakan kenaikan solar akan berdampak besar di tengah masyarakat. Karena solar banyak digunakan untuk angkutan barang. Maka dari itu, bahan pokok juga akan ikut naik bila solar naik.

"Kalau BBM dinaikkan, pasti kebutuhan pokok akan naik. Ini dampak paling besar. Kan angkutan logistik pakai itu pakai solar," ujar Shafruhan.



Simak Video "Jokowi soal Harga BBM: Kita Naik 10% Saja Bisa Demo 3 Bulan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads