Perusahaan Raksasa Dunia Mau Setop Beli Minyak Rusia, Ngefek Nggak Nih?

Perusahaan Raksasa Dunia Mau Setop Beli Minyak Rusia, Ngefek Nggak Nih?

Tim detikcom - detikFinance
Kamis, 14 Apr 2022 09:43 WIB
Harga Minyak Jatuh, Laba Perusahaan Migas Anjlok
Perusahaan Raksasa Dunia Mau Setop Beli Minyak Rusia/Foto: BBC
Jakarta -

Vitol Group, pedagang minyak independen top dunia akan menghentikan perdagangan minyak mentah dan produk Rusia pada akhir tahun.

Seorang sumber juga mengatakan perusahaan perdagangan energi dan komoditas Belanda juga tidak akan membeli minyak mentah Rusia.

Dikutip dari CNN, Kamis (14/4/2022), Vitol menolak berkomentar. Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari, Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, dan Australia mengumumkan larangan minyak Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perusahaan-perusahaan besar termasuk Shell, TotalEnergies, dan Nestle juga telah berhenti membeli minyak mentah Rusia, atau mengatakan mereka akan melakukannya pada akhir 2022, dan embargo de facto yang lebih luas telah terjadi karena bank, pedagang, pengirim barang dan perusahaan asuransi mencoba untuk menghindari sanksi keuangan Barat.

Karena minyak Rusia telah menjadi 'racun' bagi banyak pembeli, patokan minyak mentah Ural telah diperdagangkan dengan diskon yang semakin luas di pasar dunia. Sekarang bernilai US$ 34 per barel lebih rendah dari minyak mentah Brent.

ADVERTISEMENT

Badan Energi Internasional memperkirakan pada Rabu bahwa pasokan minyak Rusia akan turun 1,5 juta barel per hari pada April, dan bisa turun 3 juta per hari mulai Mei karena pembeli berpaling.

"Sementara beberapa pembeli, terutama di Asia meningkatkan pembelian barel Rusia yang didiskon tajam, pelanggan tradisional mengurangi," kata badan tersebut.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Pendapatan Vitol hampir dua kali lipat tahun lalu menjadi US$ 279 miliar karena permintaan global untuk minyak bangkit kembali setelah ekonomi dibuka usai lockdown. Perusahaan itu memperdagangkan 7,6 juta barel minyak mentah dan produk minyak lainnya per hari tahun lalu.

Itu lebih dari ekspor minyak mentah harian Rusia yang diperkirakan IEA sekitar 4,7 juta barel pada 2021. Dari jumlah itu, sekitar 2,4 juta barel per hari dikirim ke Eropa.

Namun ada tanda-tanda bahwa Uni Eropa bisa jadi akan membuang minyak Rusia. Pekan lalu, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan blok itu sedang mempertimbangkan embargo minyak sebagai bagian dari putaran sanksi baru.

Dampak kumulatif dari embargo yang meluas ini dapat berupa harga minyak yang lebih tinggi secara global karena pembeli berebut untuk mengganti pasokan. Rusia merupakan pengekspor minyak mentah terbesar kedua di dunia, setelah Arab Saudi, dan menyumbang 14% dari pasokan global tahun lalu.

Harga minyak mentah Brent, patokan global, melonjak pada awal Maret untuk secara singkat melewati US$ 139 per barel tertinggi 14 tahun, tetapi sejak itu jatuh kembali ke sekitar US$ 107.

Pelepasan terkoordinasi 240 juta barel dari AS dan negara-negara anggota IEA dapat membantu meringankan harga dan menebus hilangnya pasokan minyak mentah Rusia.


Hide Ads