Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi G20 Indonesia, Maudy Ayunda mengumumkan ada tiga isu transisi energi yang diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia.
Pertama, energy accessibility atau akses energi yang terjangkau, berkelanjutan, dan dapat diandalkan. Tujuannya, untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam memfasilitasi akses ke penelitian dan teknologi bersih.
"Termasuk energi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi bahan bakar fosil yang maju dan lebih bersih, serta mendorong investasi dalam infrastruktur energi dan teknologi energi bersih. Hal ini juga mendorong pencapaian target sustainable development nomor 7 yang batas waktunya hingga 2030," katanya Maudy dikutip dari laman Kementerian ESDM, Jumat (13/5/2022).
Kedua, smart and clean energy technology, yaitu mendorong implementasi teknologi pintar dan bersih, baik dalam konteks efisiensi energi, pengurangan emisi, maupun pengembangan energi terbarukan. Ketiga, advancing energy financing, yaitu pembiayaan untuk mendukung dua poin sebelumnya.
"Skema dan mekanisme pembiayaan perlu dikembangkan dan mengurangi berbagai hambatan dengan menggalang kolaborasi semua pihak baik pemerintah, swasta, maupun filantropi dengan model bisnis atau public-private partnership yang inovatif," lanjut Maudy.
Menurut Maudy, transisi energi berkelanjutan memiliki tingkat urgensi yang sangat tinggi sehingga harus menjadi perhatian semua pihak. Masyarakat pun bisa turut ambil bagian untuk terlibat langsung dalam mendukung hal tersebut.
"Aktivitas sederhana yang secara perlahan bisa kita transisikan adalah penggunaan transportasi umum untuk mengurangi energi gas buang," jelasnya.
Transisi energi hijau bisa jadi pembuktian Indonesia. Berlanjut ke halaman berikutnya.
(ara/ara)