Siap-siap! Pertalite cs Bakal Kena Cukai

Siap-siap! Pertalite cs Bakal Kena Cukai

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 16 Jun 2022 07:31 WIB
Sejumlah kendaraan mengantre di SPBU Bengkulu, Minggu (10/4/2022). Menteri ESDM Arifin Tasrif memastikan tidak ada lagi kelangkaan dan antrean panjang kendaraan, yang akan mengisi BBM di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Ilustrasi BBM (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah mengkaji pengenaan cukai untuk sejumlah komoditas. Salah satunya ialah bahan bakar minyak (BBM).

"Yang sedang kita kaji beberapa konteks ke depan dalam hal pengendalian konsumsi adalah seperti BBM, ban karet dan detergen," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam rapat dengan Bagian Anggaran DPR RI di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (15/6/2022).

Febrio menjelaskan hal tersebut akan dilakukan karena potensi penerimaan negara dari sisi kepabeanan dan cukai masih dapat dioptimalkan melalui ekstensifikasi barang kena cukai (BKC).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk saat ini, Febrio menyebutkan penerimaan cukai masih didominasi oleh hasil tembakau dan baru ada tiga barang yang kena cukai yaitu hasil tembakau, MMEA dan etil alkohol.

"Untuk kepabeanan dan cukai ini didominasi oleh penerimaan cukai hasil tembakau. Nah BKC termasuk yang exist adalah hasil tembakau, MMEA dan etil alkohol," jelas Febrio.

ADVERTISEMENT

Febrio tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai waktu akan diberlakukannya pengenaan cukai terhadap BBM, ban karet dan detergen. Sembari mengkaji rencana pengenaan cukai untuk BBM hingga detergen, pemerintah juga terus menyiapkan pengenaan cukai terhadap plastik dan minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK).

"Kita melakukan persiapan terus untuk plastik dan juga minuman berpemanis dalam kemasan," tegas Febrio.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

---
Pertamina Buka Suara

Pihak PT Pertamina (Persero) buka suara merespons wacana cukai BBM. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga SH C&T Irto Ginting mengatakan, hingga saat ini belum ada pembahasan terkait pengenaan cukai pada BBM.

Dari informasi yang diterimanya, wacana itu masih kajian internal Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

"Sampai saat ini belum ada pembahasan dengan Pertamina. Menurut info yang kami dapat, hal tersebut masih merupakan kajian internal Kemenkeu yang penerapannya pasti akan dikoordinasikan dengan para pihak," paparnya lewat pesan singkat kepada detikcom.

Jika benar diterapkan, apakah akan mengerek harga BBM? Irto hanya mengatakan, wacana itu masih kajian.

"Ini kan masih kajian. Nanti kita tunggu informasi resminya," ujarnya.

Lihat juga video 'Harga Pertalite Tak Naik, Jokowi: Nahan Harga Seperti Itu Berat!':

[Gambas:Video 20detik]



Dampak BBM Kena Cukai

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menjelaskan, cukai selama ini diterapkan untuk komoditas yang menimbulkan kecanduan (addicted) seperti rokok dan alkohol.

"Sehingga sangat tidak cocok untuk BBM," kata dia kepada detikcom.

Dia mengatakan, pengenaan cukai akan menaikkan harga jual. Sehingga, harga BBM akan semakin tinggi di tengah kenaikan harga minyak dunia. Hal tersebut akan memicu inflasi dan kemudian berdampak pada daya beli masyarakat.

"Kenaikan inflasi menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok naik, yang memperpuruk daya beli," tambahnya.

Senada, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menuturkan, pengenaan cukai akan berdampak pada harga jual BBM. Menurutnya, hal ini perlu dikaji kembali.

"Terkait ini saya kira jika dikenakan cukai akan berdampak terhadap harga. Setelah dibebani pajak maka dengan cukai akan semakin menambah beban bagi masyarakat. Pemerintah saya kira harus berpikir kembali terkait hal ini. Apalagi jika harga minyak dunia sedang tinggi maka menambah beban kembali," jelasnya.

Dia menambahkan, jika semangatnya pengendalian maka transisi energi harus berjalan dengan baik. Salah satu caranya ialah dengan mendorong penggunaan kendaraan listrik.

"Harga kendaraan listrik harus terjangkau. Pemerintah harus membuat kebijakan yang mendukung kemudahan berinvestasi di EV dan populasi EV," terangnya.


Hide Ads