Kebijakan Harga BBM: Maju Kena Mundur Kena

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 04 Jul 2022 07:00 WIB
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Jakarta -

Harga minyak dunia terus mengalami kenaikan hingga menyentuh level di kisaran US$ 100-120 per barel. Kondisi ini tentu berimbas pada harga bahan bakar minyak (BBM).

Menariknya Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sempat bicara harga BBM di Indonesia. Menurutnya dengan harga minyak dunia saat ini seharusnya harga keekonomian BBM RON 90 maupun RON 92 seperti Pertalite dan Pertamax di atas Rp 30.000.

Dengan harga keekonomian yang jauh lebih tinggi dari harga jual berdampak pada beban subsidi energi. Hal itu pun mempengaruhi kenaikan belanja negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun sudah mengeluarkan prediksi belanja negara tahun ini yang bisa menyentuh Rp 3.169,1 triliun.

Jumlah itu jauh bertambah dari target awal di APBN pada awal tahun Rp 2.714,2 triliun. Kemudian, target dalam APBN direvisi dalam Peraturan Presiden (Perpres) 98 Tahun 2022 menjadi Rp 3.106,4 triliun.

Sri Mulyani menuturkan belanja negara meningkat pesat salah satunya karena penetapan anggaran subsidi dan kompensasi yang meningkat, utamanya pada subsidi dan kompensasi energi.

Sri Mulyani memperkirakan hingga akhir tahun jumlah subsidi meningkat menjadi Rp 284 triliun. Padahal target belanja subsidi pada APBN di awal tahun sebesar Rp 207 triliun.

Kenaikan paling tinggi terjadi pada anggaran belanja kompensasi BBM dan listrik. Sampai akhir tahun, Sri Mulyani bilang untuk biaya kompensasi energi pemerintah akan mengeluarkan anggaran hingga Rp 293 triliun. Padahal, pada awal tahun anggaran belanja kompensasi pada APBN hanya mencapai Rp 18,5 triliun.

Menurut Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira subsidi BBM sebenarnya merupakan obat untuk menyembuhkan daya beli masyarakat. Apalagi menurutnya ada anomali yang terjadi pada inflasi Juni 2022 sebesar 4,35% yang merupakan inflasi tertinggi sejak 2017/

"Inflasi Juni kemarin kan anomali, tertinggi sejak 2017. Padahal Juni itu pasca lebaran harusnya inflasi melandai. Jika inflasi pangan naik kemudian disusul pencabutan subsidi BBM, imbasnya bisa naik terlalu tinggi inflasi nya. Sementara 11 juta lebih tenaga kerja masih terdampak pandemi, seperti korban PHK dan jam kerja nya dikurangi," tuturnya saat dihubungi detikcom, Minggu (3/7/2022).

Dengan kondisi saat ini menurutnya pemerintah memang harus memutar otak. Bagaimana cara agar daya beli masyarakat tetap terjaga, tapi tetap menjaga APBN agar tetap aman.

"Pemerintah Indonesia harusnya bisa melakukan berbagai cara mulai dari gunakan windfall pendapatan harga komoditas untuk tambah subsidi sampai tunda proyek strategis untuk alihkan ke subsidi BBM," ucapnya.

Lanjut ke halaman berikutnya.



Simak Video "Video: Harga BBM Berubah, Simak Daftar Jenis dan Harganya"


(das/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork