Sementara itu, Perusahaan gas negara Rusia, Gazprom, memotong aliran gas melalui Nord Stream 1 menjadi hanya 40% dari kapasitas pipa sejak pertengahan Juni lalu. Pihaknya menyalahkan keterlambatan pengembalian peralatan yang diservis oleh Siemens Energy Jerman, sehingga pipa tak bisa lekas dibuka kembali.
Pemeliharaan pipa normal setiap musim panas, ketika permintaan gas lebih rendah daripada di musim dingin, tetapi kekhawatirannya adalah bahwa Rusia mungkin tidak menghidupkan kembali keran tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemerintah Kanada mengatakan akan mengembalikan turbin Siemens yang diperbaiki ke Jerman untuk pipa Laut Baltik Nord Stream 1 tersebut. Kanada mengatakan memberi Siemens Canada izin terbatas waktu dan dapat dibatalkan, untuk mengirim turbin itu kembali ke Jerman, meskipun ada sanksi dari Uni Eropa. Langkah itu membuat marah pemerintah Ukraina, yang menuduh Kanada menyesuaikan sanksi yang dijatuhkan pada Moskow dengan keinginan Rusia.
Sebagai tambahan informasi, Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada bulan Februari lalu, Jerman telah mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia dari 55% menjadi 35% dan ingin berhenti menggunakan gas dari Rusia sama sekali. Tahun lalu pemasok utama gas alam lainnya ke Jerman adalah Norwegia (31%) dan Belanda (13%). Jerman kini mendapat pasokan gas lebih banyak dari mereka, karena mengurangi impor dari Rusia.
Pemerintah juga telah memberikan lampu hijau untuk terminal LNG pertama Jerman yang akan dibangun, di Wilhelmshaven. Fasilitas penyimpanan gas Jerman saat ini sekitar 64% penuh, lapor penyiar Jerman ZDF.
Di sisi lain, Pipa Baltik bawah laut lainnya dari Rusia, Nord Stream 2, telah dibangun. Meski demikian, rencana untuk memompa gas melaluinya sekarang tertunda karena perang.
(hns/hns)