Upaya Indonesia melakukan transisi energi terutama batu bara mendapat dukungan dari banyak pihak. Salah satunya dari International Energy Agency (IEA).
Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan, 15 November 2022 ini merupakan hari yang penting sebagai tonggak transisi batu bara global.
"Karena hari ini kami mendapat berita dari pertemuan G20 di Bali, pemerintah Indonesia bersama Amerika Serikat (AS), Jepang dan beberapa pemerintah Eropa, dan beberapa lembaga keuangan menyetujui program JETP Just Energy Transition Partnership," katanya seperti disiarkan secara online, Senin (15/11/2022).
Menurutnya, hal tersebut membuat Indonesia mendapatkan energi yang lebih bersih di masa depan. Kemudian, dilakukan dengan cara yang aman.
"Saya sangat senang melihat, program transisi energi JETP di Indonesia, kesepakatan antara pemimpin pemerintah," katanya.
Pihaknya menaruh perhatian kepada batu bara karena merupakan bahan bakar paling berpolusi dan sumber emisi. "Pada saat yang sama itu adalah salah satu sumber utama kualitas udara yang buruk di berbagai negara," imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden mengungkapkan negara-negara yang tergabung dalam G7 berkomitmen mendanai Indonesia hingga US$ 20 miliar atau Rp 310,4 triliun (kurs Rp 15.502) untuk mempercepat pelaksanaan transisi energi.
Joe Biden mengatakan komitmen US$ 20 miliar dalam rangka mendukung pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan percepatan transisi energi melalui penghentian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.
"Kami dengan Indonesia dan Jepang bersama-sama menciptakan Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mencapai net zero emissions. Bersama kami memobilisasi US$ 20 miliar untuk mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi dan memperluas EBT," kata Biden dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11).
(acd/hns)