Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menanggapi hasil dari pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali. Dalam pertemuan itu, disepakati pemangkasan subsidi BBM yang dianggap mendorong konsumsi BBM jadi lebih boros.
Menurut Arifin penerapan itu tergantung dari kondisi masing-masing negara. Pemangkasan subsidi tersebut juga bukan serta merta disepakati langsung berlaku.
"Berdasarkan kondisi masing-masing dan bertahap, masa dihapusin orang ini, dia pada..." katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (21/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, dalam pertemuan KTT G20 di Bali, disepakati terkait dengan bahan bakar fosil atau BBM. Negara-negara G20 sepakat untuk memangkas subsidi BBM yang dianggap mendorong konsumsi BBM jadi lebih boros.
"Kami akan meningkatkan upaya kami untuk mengimplementasikan komitmen yang dibuat pada tahun 2009 di Pittsburgh untuk pemangkasan secara bertahap dan merasionalisasi, dalam jangka menengah, subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien, yang mendorong konsumsi lebih boros," bunyi kutipan poin nomor 12.
Negara-negara anggota G20 sepakat akan hal tersebut. Di sisi lain G20 juga berkomitmen untuk sambil memberikan dukungan kepada negara yang paling miskin dan paling rentan terhadap krisis energi.
Pengurangan subsidi BBM secara bertahap itu salah satu tujuannya juga untuk melakukan transisi energi. Dalam dokumen tersebut, negara G20 sepakat untuk mempercepat transisi energi dengan meningkatkan pembangunan pembangkit listrik non emisi atau rendah karbon.
"Kami akan dengan cepat meningkatkan penyebaran pembangkit listrik nol dan rendah emisi, termasuk energi terbarukan sumber daya, dan langkah-langkah untuk meningkatkan efisiensi energi, teknologi, dengan mempertimbangkan keadaan nasional," tulis poin 11.
(ada/ara)