Investor AS Mundur dari Proyek Pengganti LPG di Sumsel

ADVERTISEMENT

Investor AS Mundur dari Proyek Pengganti LPG di Sumsel

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 09 Mar 2023 13:52 WIB
Pekerja tengah menurunkan gas LPG 3 Kilogram di kawasan Jakarta Selatan, Senin (3/1/2021). Skema distribusi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) bersubsidi akan diubah oleh pemerintah mulai tahun ini. Perubahan ini dilakukan karena selama ini distribusi LPG 3 kg dinilai tidak tepat sasaran.
LPG 3 Kg/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Perusahaan pengolahan gas dan kimia asal Amerika Serikat (AS), Air Products and Chemical mundur dari rencana proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethylether (DME). Perusahaan ini seharusnya menggarap proyek DME bersama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Pertamina (Persero).

Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Rafli Yandra mengungkapkan sudah ada surat dari pihak Air Products ke Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mundur. Sebagai informasi, DME merupakan hasil dari gasifikasi batu bara berkalori rendah yang direncanakan menggantikan LPG.

"Sejauh ini kami belum klarifikasi, tapi kami sudah diskusi dengan kementerian terkait hal ini," kata dia dalam konferensi pers di The St. Regis Hotel, Jakarta, Selatan Kamis (9/3/2023).

Dia mengatakan meskipun Air Products mundur, PTBA akan tetap melanjutkan proyek DME. Pasalnya ini adalah langkah perusahaan untuk menjalankan amanat pemerintah dalam hilirisasi batu bara untuk menjaga ketahanan energi di dalam negeri.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menjelaskan, mundurnya Air Products ini sedang dalam proses berkirim surat ke pemerintah. "Ada alasan dalam surat resmi itu. Masih proses dan mereka mungkin punya alasan tersendiri dan itu ada di Kementerian," jelas dia.

Arsal belum bisa menjelaskan mitra baru pengganti Air Products untuk menggarap proyek DME ini. Sebelumnya sudah ada beberapa mitra yang bekerja sama dengan PTBA.

"Kemungkinan kami akan mengkaji dan proses dari awal (mitra) agar risikonya bisa dipahami," ujarnya.

Dia menyebutkan saat ini pihak PTBA sudah punya rencana lain untuk rencana hilirisasi, seperti dibangunnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan menjadi KEK hilirisasi. Prosesnya sudah sampai pembebasan lahan yaitu sekitar 595 hektare (ha) atau 97% kemudian dilanjutkan proses perizinan.

Di KEK ini tak hanya untuk menggarap hilirisasi batu bara ke DME, tapi juga pengolahan menjadi methanol sampai ethanol. Proyek yang ditinggalkan oleh Air Products and Chemical ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dan disebut bisa mendatangkan investasi asing sebesar US$ 2,1 miliar.



Simak Video "Ada Proyek Pengganti LPG, Jokowi Sebut RI Hemat Rp 7 Triliun"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/ara)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT