Pertamina Bakal Ambil Porsinya Shell di Blok Masela Akhir Bulan Ini

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 06 Jun 2023 07:45 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif. Foto: Eva/detikcom
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan kabar terbaru menyangkut pelepasan saham Shell di Blok Masela. Disebut-sebut negosiasi alih kepemilikannya ke tangan konsorsium PT Pertamina (Persero) akan rampung akhir Juni ini.

Adapun porsi saham Shell ini akan diambil alih PT Pertamina (Persero) bersama perusahaan migas asal Malaysia, Petronas. Kedua perusahaan ini akan membentuk konsorsium untuk mengelola 35% saham di Lapangan Abadi Blok Masela.

"Jadi memang nanti Pertamina Konsorsium yang akan take over (saham Shell)," kata Arifin, dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (5/6/2023).

Meski demikian, Arifin tidak merincikan berapa besar nilai penjualan saham yang disepakati. Adapun persoalan biaya alih kepemilikan ini sebelumnya sempat menjadi bahan perdebatan lantaran Kementerian ESDM menilai besarannya tidaklah wajar.

"Insyaallah buat Blok Masela akhir bulan ini akan kita diselesaikan perjanjian jual alih sahamnya, sudah ada titik temu," ujarnya.

Senada, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan,saat ini proses negosiasi telah menunjukkan hasil yang baik. Oleh karena itu, ia optimis dalam waktu dekat pengumuman menyangkut alih kepemilikan ini akan disampaikan.

"Sudah bagus hasilnya, nanti biar Pak Menteri yang mengumumkan, bukan saya. Tapi hasilnya baik. Masela dengan Shell itu sudah ada titik temulah, mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa disampaikan," katanya.

Sebagai tambahan informasi, sebelumnya dikabarkan Shell berniat melepaskan hak partisipasinya di Blok Masela dengan harga yang mahal, dalam proses negosiasinya bersama Pertamina. Tutuka mengatakan, pemerintah merugi karena Blok Masela tak kunjung digarap lantaran Shell tak segera melepas hak partisipasinya.

"Kita harus wajar lah, kita harus harga wajar, kita nggak mau begitu saja menerima harga yang nggak wajar, bisnis harus fair," kata Tutuka pekan lalu.

"Besar tapi kita anggap kalau nggak wajar kita nggak ikutin," tambahnya.

Sementara itu, dikutip dari CNBC Indonesia, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto menuturkan, Shell sendiri memperoleh hak partisipasi 35% di Blok Masela senilai US$ 700 juta. Oleh sebab itu, Shell harusnya tak mematok harga tinggi.

"Itu harusnya maksimal harga yang ditawarkan karena Shell nggak rugi juga. Memang suatu resiko sejak dia dapat 35% itu berapa biaya yang dikeluarkan," kata Djoko.

Menurut Djoko, Pertamina sebetulnya bisa saja mendapatkan hak partisipasi 35% Blok Masela tanpa mengeluarkan uang sekalipun. Hal tersebut dapat melalui sebuah penugasan dari pemerintah yang pernah juga dilakukan pada saat Pertamina ditugaskan untuk mengembangkan Blok Natuna D Alpha.

Simak juga Video 'Harga BBM Pertamina Turun Per Hari Ini, Berikut Daftarnya...':






(das/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork