Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka suara soal belum cairnya pendanaan dari Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 300 triliun. Pendanaan tersebut transisi energi ini telah disepakati pada KTT G20 Bali November 2022 lalu
Padahal, menurut Luhut, Indonesia dalam posisi siap dengan sejumlah programnya. Terkait keberadaan dana tersebut, Luhut memimta pihak JETP-lah yang buka suara.
"Jadi gini dari Indonesia persiapan US$ 20 miliar itu Pak Rachmat (Rachmat Kaimudin) dengan timnya sudah siap, tinggal dari mereka. Jadi ini kan hasil G20. Nah apakah uangnya ada atau tidak, dia lah yang ngomong," katanya di Djakarta Theater di Jakarta Pusat, Sabtu (24/6/2023).
Luhut menambahkan, Indonesia juga sudah menyiapkan PLTU batu bara yang akan dipensiunkan. Sebagai informasi, pendanaan itu salah satunya akan digunakan untuk pensiun dini PLTU batu bara.
"Sama kita udah siapkan mana coal-fired power station early retirement di Jawa," bebernya.
Sebelumnya, Indonesia mendapatkan komitmen pendanaan US$ 20 miliar atau sekitar Rp 302 triliun (kurs Rp 15.100) dalam program Just Energy Transition Partnership (JETP) dari sejumlah negara maju. Pendanaan itu beragam bentuknya, dari hibah, pinjaman hingga bantuan.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyampaikan dana tersebut berasal dari negara G7. Dana itu untuk membantu Indonesia dalam transisi energi, salah satunya pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara.
"Kami dengan Indonesia dan Jepang bersama-sama menciptakan Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mencapai Net Zero Emissions. Bersama kami memobilisasi US$ 20 miliar untuk mendukung upaya Indonesia mengurangi emisi dan memperluas EBT," kata Biden dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022).
(hns/hns)