Lifting minyak dan gas sampai saat ini belum mencapai target. Diketahui, tahun 2023 ini lifting migas ditarget mencapai 660 ribu barel per hari untuk minyak dan 1.100 ribu barel setara minyak per hari untuk gas.
Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Nanang Abdul Manaf mengatakan sampai saat ini lifting migas masih mentok di kisaran 600 ribu barel per hari.
Tahun depan sendiri lifting minyak ditargetkan 635 ribu barel per hari. Nanang mengatakan tahun ini kemungkinan lifting minyak hanya bisa mengejar target tersebut. Dia mengakui ada ketertinggalan sekitar 20-30 ribu barel per hari dari target yang ditetapkan.
"Per hari ini produksi kita masih di sekitar 600 ribu. Jadi memang upaya kita sampai mencapai di akhir tahun 31 Desember itu paling tidak harus mendekati target tahun depan," kata Nanang dalam konferensi pers di Kantor SKK Migas, Wisma Mulia, Jakarta Selatan, Rabu (15/11/2023).
"Tahun ini kan gap-nya sudah 20-30 ribu," katanya lagi.
Menurutnya SKK Migas dan Kontraktor KKKS sudah berupaya semaksimal mungkin mengejar target. Salah satunya adalah memaksimalkan proyek Jambaran Tiung Biru.
Dalam catatan detikcom, proyek ini diperkirakan memproduksi raw gas sebesar 315 MMSCFD dan kondensat 2.700 bcpd. Selain itu, masih ada potensi tambahan produksi hingga 20 MMSCFD, sehingga terdapat peningkatan produksi penjualan sales gas dari 172 MMSCFD menjadi 192 MMSCFD.
"Nah usaha-usaha kita apa yang dilakukan? Saya kira sekarang kita lagi menyelesaikan beberapa proyek seperti Jambaran Tiung Biru, walaupun itu proyeknya gas tapi juga memberikan hasil kondensat ya," papar Nanang.
Kemudian pihaknya juga mulai mengoptimalkan lapangan-lapangan migas yang juga memberikan tambahan kondensat.
"Kemudian upaya-upaya yang rutin, melakukan kegiatan pengeboran untuk ke arah produksi ya, pemboran development atau infill, itu terus kita lakukan karena target kita ini sampai akhir tahun inginnya bisa mencapai sekitar 900 sumur, ya," ungkap Nanang.
Selain itu pihaknya juga melakukan kegiatan workover atau kerja ulang itu sekitar 600 kegiatan tahun ini. "Termasuk juga work service, work intervention, bahkan reaktivasi yang memberikan gain yang cukup besar," tuturnya.
Pihaknya fokus melakukan kegiatan yang sifatnya lebih mengakselerasi, termasuk juga kegiatan eksplorasi, karena itu akan mendapatkan cadangan yang akan diproduksikan di tahun-tahun berikutnya.
"Seperti sekarang di Andaman kita sudah mulai melakukan pengeboran untuk yang kedua setelah Timpan, ketiga malah ya, Timpan, Rencong, lalu sekarang Mubadala. Harapannya ini juga akan menghasilkan discovery ya, itu sangat dibutuhkan Indonesia," ungkap Nanang.
(hal/rrd)