Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan pihaknya meminta tambahan kuota solar menjadi sebesar 18,1 juta KL dari kuota awal 16,8 juta KL. Besaran tambahan kuota itu seiring dengan meningkatkan konsumsi masyarakat dan pengendalian yang telah dilakukan melalui pendaftaran penggunaan QR Code dari Juli hingga Agustus 2023 lalu.
"Sehingga prognosa mungkin terjadi di akhir tahun memang di angka 19,6 KL juta menjadi 18,3 juta KL. Ini memang sempat diajukan penyesuaian kuota kepada Kementerian ESDM. Selanjutnya perhitungan kembali dengan Kementerian ESDM sudah mengajukan 18,1 juta KL," terangnya.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji juga sempat menyampaikan kekhawatirannya. Menurutnya, kuota solar berbeda dengan kondisi kuota bahan bakar subsidi lain seperti Pertalite dan LPG 3 kg.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Solar paling mengkhawatirkan," katanya di Kementerian ESDM Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Dia mengatakan, kuota Pertalite masih lebih. Kemudian, kuota LPG masih sesuai dengan kebutuhan. "Pertalite OK, lebih. LPG just right pas lah kebutuhan," ujarnya.
Tutuka belum banyak bicara terkait solusi dari kuota solar tersebut. Dia mengatakan, terpenting pemerintah akan memenuhi sesuai kebutuhan. "Yang penting gini, pemerintah akan penuhi kebutuhan," ungkapnya,
(shc/hns)