Kondisi pasokan listrik dan gas bumi selama momen Natal dan Tahun Baru 2023-2034 dipastikan aman. Hal itu disampaikan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas)
"Kondisi pasokan tenaga listrik selama pelaksanaan Posko Nasional ESDM Hari Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 untuk sistem kelistrikan di wilayah pengusahaan PLN umumnya berada pada kondisi pasokan listrik aman," terang Kepala BPH Migas Erika Retnowati dalam agenda Konferensi Pers Penutupan Posko Nasional Sektor ESDM Periode Nataru 2023/2024, Senin (8/1/2024).
Erika menjelaskan pada 25 Desember, 23 sistem kelistrikan dan satu sistem dalam kondisi siaga yakni sistem lombok. Rincian Daya Mampu Pasok (DMP) Nasional sendiri mencapai sebesar 42.796,50 MW dan Beban Puncak (BP) sebesar 36.087,76 MW.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 1 Januari 2024 yakni saat perayaan tahun baru, 23 sistem dalam kondisi dan normal dan satu sistem dalam kondisi defisit. Kondisi defisit tersebut dialami sistem lombok," jelasnya.
Selama periode Nataru, Erika mengatakan pigaknya mencatat ada sejumlah sistem kelistrikan yang berada dalam kondisi siaga dan defisit.
Sistem siaga adalah Lombok (19 hari), Sulbagsel (9 hari), Ambon (8 hari), Tanjung Selor (6 hari), Bau-bau (5 hari), Sumbawa-Bima (2 hari), Nias (1 hari), dan Belitung (1 hari). Kondisi defisit sendiri dialami oleh lombok (6 hari), Sulawesi Bagian Selatan (1 hari), dan Khatulistiwa (1 hari). Namun, ia mengatakan pemadaman hanya terjadi pada beban puncak malam selama 1-2 jam.
Ada sejumlah penyebab kondisi kelistrikan di sejumlah wilayah siaga dan defisit. Pertama, gangguan dan derating pembangkit untuk Sistem Lombok, Nias, Tanjung Selor, Belitung, Bau-bau, Ambon, Sumbawa- Bima.
Kedua, adalah ariasi musim yang menyebabkan pasokan tenaga listrik dari PLTA Poso tidak maksimal, intermitensi dari PLTS dan PLTB, gangguan dan derating pembangkit untuk Sistem Sulbagsel. Dan terakhir, gangguan petir pada jaringan transmisi untuk Sistem Khatulistiwa.
"Dalam 2 hari terakhir periode Siaga Nataru, tidak ada sistem yang mengalami defisit," tegasnya.
Pasokan Gas
Sementara pasokan gas, menurut Erika juga berada dalam keadaan aman dan tidak mengalami kendala. Selama periode Nataru, ia menjelaskan Subholding Gas Pertamina telah berhasil menyalurkan Gas, dan LNG kepada 3.019 pelanggan komersial industri, 1.967 pelanggan kecil (naik 13,71% dari NATARU 2022/2023), serta 834.165 Pelanggan Rumah tangga (naik 6% dari Nataru 2022/2023).
Selain itu, pembangkit listrik termasuk PLN Group juga berhasil melalui lebih dari 31.705 km jaringan pipa gas bumi, 3 LNG Terminal terbesar di Indonesia, belasan SPBG dan MRU, serta mengaktifkan Posko Satgas yang dikelola oleh Subholding.
Volume rata-rata pembangkit listrik lewat kegiatan usaha niaga gas pun berhasil mencapai 879 billion bristh thermal unit per day (BTUD). Sejumlah ini turun 8,4% dibandingkan kondisi normal dan naik 3,5% dari Nataru 2022/2023. Lewat penyaluran gas ex-LNG, sebesar 476 BBTUD berhasil dicapai, ini naik 9,7% dari kondisi normal dan naik 55,0% dari Nataru tahun sebelumnya.
Stock LNG pada akhir periode Nataru tercatat sebesar 259.901 M3 (meter kubik). Sementara pengangkutan Gas melalui pipa sebesar 2.490 million standard cubic feet per day (MMSCFD), ini turun 5,1% dari kondisi normal dan naik 4,1% dari Nataru 2022-2023.
Capaian lainnya, penyaluran Bahan Bakar Gas (BBG) mencapai sebesar 496.284 LSP LSP (Liter setara Premium), ini juga naik 63,0% dibandingkan Nataru sebelumnya. Sementara pengangkutan crude oil tercatat sebesar 164.049 barel minyak per hari (BOPD) alias naik 7,0% dari Nataru tahun sebelumnya.
H-4 Natal atau 21 Desember pun menjadi tanggal penyaluran gas tertinggi dengan jumlah penyaluran sebesar 1.078 BTUD. Penyaluran niaga gas sendiri saat natal mencapai 680 BBTUD dan 590 BTUD pada 1 Januari 2024.
"Perubahan volume penyaluran Gas bumi pada Periode Nataru ini dimitigasi dengan manajemen linepack untuk optimalisasi penyaluran gas sehingga energi baik gas bumi dapat dirasakan oleh masyarakat dengan nyaman dan aman," pungkasnya.
(hns/hns)