Lifting Minyak 2023 Tak Capai Target, Menteri ESDM: Kita Belum Punya Sumur Baru

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Senin, 15 Jan 2024 17:00 WIB
Menteri ESDM Arifin Tasrif/Foto: Kementerian ESDM
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan realisasi aktivitas lifting minyak 2023 belum mencapai target. Dari target lifting minyak 660 ribu barel per hari, realisasinya baru mencapai 605,5 ribu barel per hari.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, dari tahun ke tahun terus terjadi penurunan produksi, khususnya minyak bumi. Alasannya, Indonesia belum menemukan sumber sumur baru.

"Tren penurunan ini terjadi karena kita belum mempunyai sumber sumur baru yang bisa memberikan tambahan produksi baru daripada minyak mentah kita," katanya dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM 2023 dan Program Kerja 2024, Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin (15/1/2024).

Kendati demikian, lanjut Arifin, pihaknya berhasil mempertahankan produksi minyak bumi 600 ribu barel per hari pada 2023. Untuk 2024, pihaknya menyiapkan sejumlah strategi agar tidak hanya bisa mempertahankan lifting tetapi juga mampu meningkatkan besarannya.

"Program itu adalah pemanfaatan sumur-sumur idle (menganggur) yang selama ini tidak diupayakan lagi, tapi masih memiliki potensi. Kita sudah minta di kuartal I-2024 ini memberdayakan itu. Sudah ada dan tinggal di-launching. Kemudian upaya-upaya melakukan optimasi dari lifting dengan metode enhancing dengan water flooding maupun chemical ini kita dorong," jelasnya.

Sementara di sektor gas bumi, tercatat ada penurunan produksi. Namun demikian, sudah mulai terlihat adanya indikasi kelandaian. Selain itu, Arifin juga optimistis bahwa pengoperasian Tangguh LNG Train 3 juga akan mengangkat produksi gas RI.

"Dan di 2023 kita sudah mendapatkan beberapa discovery-discovery baru yang sangat besar. Antara lain Geng North yang akan menahan lebih dari 5 TcF (triliun kaki kubik) dan kondensat, dan temuan eksplorasi di Andaman," ujarnya.

Arifin mengatakan, di Andaman ada dua blok yang masing-masingnya memberikan indikasi 2x rata2 5,5 TcF. Temuan ini akan terus didorong agar kepastian produksi bisa dicapai pada 2030. Selain itu, juga akan terus didorong proyek pipa gas transmisi untuk mengakomodasi tambahan gas yang bisa dioptimalkan.

"Jadi proyek transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) harus diselesaikan di awal 2025. Kemudian kita juga harus sudah memulai program pembangunan transmisi di daerah Dumai-Sei Mangkei untuk mengantisipasi tambahan produksi dari Blok Andaman," kata Arifin.

"Jadi pembangunan ini akan memakan waktu beberapa tahun untuk bisa menyelesaikan berapa gas yang bisa, sehingga kita bisa mengamankan pasokan suplai dalam negeri," pungkasnya.




(shc/ara)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork